Hipertensi di Masa Kehamilan dan Cara Mengatasinya

15 Desember 2017 14:16 WIB
clock
Diperbarui 25 Juni 2019 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hipertensi harus dideteksi sebelum kehamilan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hipertensi harus dideteksi sebelum kehamilan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menjangkit ibu. Risiko hipertensi akan semakin mengkhawatirkan ketika ibu tengah melewati masa kehamilan.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana nasib bayi yang ada di dalam kandungan saat sang ibu menderita hipertensi? Dikutip dari Live Strong, dampak buruk tekanan darah tinggi akan sangat dirasakan oleh sang buah hati yang ada dalam kandungannya.
Sejauh ini belum ada pencegahan atau pengobatan yang pasti untuk menghindari gejala hipertensi. Hal ini juga berlaku bagi ibu yang tengah mengandung. Baik hipertensi kronis maupun hipertensi gestasional, terutama selama kehamilan, keduanya dipengaruhi oleh faktor keturunan dan gaya hidup.
Namun, bukan berarti hipertensi tidak dapat dicegah dan diobati. Cara paling sederhana adalah dengan mengubah gaya hidup. Dimulai dengan mengurangi asupan garam yang masuk ke tubuh. Selain itu, biasakan diri untuk beristirahat di tempat yang benar-benar nyaman. Membiasakan tidur di bidang yang nyaman dapat membantu menenangkan tekanan darah.
ADVERTISEMENT
Jangan abaikan kegiatan untuk pengecekan secara rutin, mengenai kondisi kehamilan dari tiap trimesternya, atau bahkan di setiap bulannya.Selanjutnya, proses pengobatan hipertensi juga harus aman bagi kandungan. Dalam menjalani pengobatan untuk penyakit apapun, jadikan kesehatan janin Anda sebagai prioritas.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini akan berkaitan dengan bayi yang lahir prematur. Hipertensi dapat mempengaruhi kesehatan bayi yang tidak siap untuk berkembang di luar rahim (setelah dilahirkan) serta masa depannya kelak.
Sehingga, seorang ibu yang mengalami hipertensi harus menjalani gaya hidup sehat. Bayi yang lahir prematur karena hipertensi ibu berpotensi mengalami kesulitan dalam tumbuh kembangnya.
Bayi-bayi ini juga mungkin akan lebih rentan terhadap diabetes atau hipertensi sendiri saat usianya semakin bertambah tua. Kesulitan tersebut meliputi ketidakmampuan belajar secara efektif, cerebral palsy (penyakit gangguan gerakan dan otot), epilepsi, bahkan mempengaruhi tumbuh kembang organ tubuhnya..
ADVERTISEMENT
Title70 chars leftapi jangan khawatir, dampak terburuk terjadi jika gaya hidup sehat dilanggar. Memiliki hipertensi bukan akhir dari segalanya. Istirahat yang cukup dan pengobatan yang tepat dapat meminimalisir risiko penyakit ini.