Hipertensi saat Hamil Meningkat pada Ibu Milenial dan Gen Z, Kok Bisa?

11 November 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil sakit kepala. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil sakit kepala. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tekanan darah tinggi bisa menjadi masalah serius bila dialami ibu hamil. Ya Moms, tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak mendapat penanganan tepat, dapat menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya preeklamsia yang dapat membahayakan ibu dan bayi di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ternyata dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kasus ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi.
Hasil studi yang dipublikasikan di JAMA Network Open mengungkap ibu yang baru pertama kali hamil di kelompok usia milenial (kelahiran 1981-1996) dan gen Z (1997-2012) mengalami peningkatan tekanan darah tinggi. Sehingga, para ibu tersebut mungkin lebih rentan mengalami preeklamsia dan tekanan darah tinggi (hipertensi gestasional) selama kehamilan.

Hasil Studi soal Peningkatan Kasus Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Milenial

Menurut studi tersebut, seperti dikutip dari Motherly, ditemukan bahwa gangguan hipertensi meningkat dua kali lipat di kalangan wanita kelahiran antara tahun 1996-2004 yang melahirkan di antara tahun 2015-2019. Ini dibandingkan dengan wanita yang lahir antara tahun 1951-1959 yang melahirkan antara tahun 1995-1999.
ADVERTISEMENT
Bahkan, diperkirakan sekitar 9 persen dari ibu hamil berisiko memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan mereka.
"Kami terkejut bahwa meskipun ada kemajuan dalam teknologi medis, tetapi generasi milenial dan generasi Z dua kali lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan pertama mereka, dibandingkan generasi baby boomer (kelahiran tahun 1946-1964), bahkan setelah memperhitungkan usia mereka selama kehamilan," jelas salah satu peneliti, Natalie A. Cameron, MD.
ibu hamil sakit kepala Foto: Shutterstock
Studi tersebut mengamati hampir 4 juta wanita dengan kehamilan pertama yang melahirkan antara tahun 1995-2019.
Hasilnya, wanita yang melahirkan antara tahun 2015-2019 memiliki risiko 59 persen lebih besar mengalami gangguan hipertensi. Risikonya bahkan 161 persen lebih besar terjadi pada ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya antara tahun 1996-2004. Perlu dicatat, sebagian besar wanita dari setiap periode persalinan menerima perawatan prenatal selama trimester pertama.
ADVERTISEMENT
Tim Dr. Cameron mencatat perbedaan kasus hipertensi selama kehamilan tidak mencerminkan penyebab biologis atau genetik.
"Sebaliknya, perbedaan-perbedaan ini mencerminkan faktor-faktor di tingkat lingkungan sekitar, ekonomi, dan sistem kesehatan yang berperan dalam pembentukan akses terhadap perawatan dan kesehatan selama kehamilan," ucap Dr. Cameron.
Lantas, faktor apa saja yang membuat meningkatnya masalah tekanan darah pada ibu hamil?
"Meningkatnya angka obesitas serta tingginya konsumsi makanan olahan, dan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan untuk berdiam diri saja kemungkinan besar menjadi penyebabnya," jelas Dr. Cameron.
Secara spesifik, faktor risiko utama tekanan darah tinggi dan preeklamsia sebenarnya adalah usia ibu yang sudah tidak lagi muda saat hamil. Namun, itu bukanlah satu-satunya penyebab, karena ada faktor lain yang memengaruhi, seperti obesitas, merokok, riwayat diabetes dan hipertensi yang sudah ada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, diakui hasil penelitian ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dan faktor-faktor risiko lainnya.

Bagaimana Menjaga Tekanan Darah Selama Kehamilan?

Ilustrasi perempuan hamil alami migrain atau sakit kepala. Foto: aslysun/Shutterstock
Untuk mencegah tekanan darah tinggi saat hamil sebenarnya sudah bisa dilakukan sebelum Anda memulai program hamil, Moms. Salah satunya dengan rutin melakukan pemantauan tekanan darah dan menerapkan pola hidup sehat.
"Salah satunya mengonsumsi makanan sehat yang rendah garam, tetap aktif beraktivitas, dan berusaha menjaga berat badan," tutur dia.
Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ibu hamil agar tetap sehat walaupun memiliki darah tinggi, antara lain:
ADVERTISEMENT