Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Hubungan Antara Kehamilan, Persalinan dan Gerhana Bulan
31 Januari 2018 8:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Gerhana kali ini memang istimewa. Ini adalah gerhana bulan total pertama sejak tahun 2015 dan karena yang terjadi adalah tiga fenomena sekaligus, yaitu supermoon, blue moon, dan gerhana bulan. Itulah kenapa gerhana ini dijuluki Super Blue Blood Moon. Fenomena langka ini diperkirakan baru terulang lebih dari 100 tahun lagi.
ADVERTISEMENT
Meski banyak orang yang antusias menyambutnya, tak sedikit juga yang justru khawatir dan memiliki beberapa pertanyaan terkait fenomena alam ini karena sedang hamil atau menunggu waktu melahirkan. Bagaimana efek gerhana pada kehamilan? Bagaimana jika bayi dilahirkan pada malam saat terjadinya gerhana ini? Ini tidak lepas dari kepercayaan atau mitos yang banyak beredar dan menghubungkan gerhana dengan kehamilan atau persalinan.
Apa saja misalnya?
Wanita hamil seharusnya tidak boleh pergi keluar saat gerhana bila tidak mau bayinya terlahir cacat atau memiliki kelainan.
Wanita hamil seharusnya tidak menggunakan pisau untuk memotong apapun selama gerhana atau anaknya akan terlahir dengan bibir sumbing.
Wanita hamil yang menyentuh perutnya saat gerhana akan melahirkan bayi dengan tanda lahir tertentu.
ADVERTISEMENT
Wanita hamil harus bersembunyi di kolong ranjang agar tidak mendapat nasib buruk.
Anak yang dilahirkan saat terjadi gerhana akan membawa sial atau akan terus mengalami perselisihan dalam hidupnya. Dan masih banyak lagi mitos lain yang beredar di masyarakat kita.
Jangan tertipu mitos atau termakan takhayul, Moms.
Dari sisi medis, mempercayai hal-hal seperti ini dapat merugikan Anda. Misalnya, bila pihak keluarga jadi memiliki keinginan untuk menunda atau sebaliknya menggegas kelahiran untuk menghindari hari gerhana. Ini tentunya bisa berbahaya bagi ibu maupun bayinya.
Bila pasangan, orang tua, atau kerabat Anda menegur atau meminta Anda memercayai hal-hal seperti ini, selama masih masuk di akal, ambil saja sisi positifnya dan nikmati sebagai bentuk perhatian dan sayang mereka pada Anda.
Misalnya dengan berpikir bahwa segala hal yang dikaitkan dengan gerhana dan ibu hamil sebenarnya lebih kepada kekhawatiran akan apa yang dilakukan ibu saat gerhana terjadi. Berdiri terlalu lama untuk menyaksikan gerhana misalnya, tentu bisa membuat ibu hamil lelah hingga memberi tekanan lebih pada bagian bawah tubuh yang dapat memicu terjadinya pembengkakan kaki. Atau apakah ibu hamil menyaksikannya dari tempat tinggi (atap rumah mungkin?) yang berpeluang membuatnya tergelincir.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk larangan keluar rumah, mungkin maksudnya Anda tidak perlu mendatangi lokasi-lokasi tempat masyarakat berkumpul untuk beramai-ramai menyaksikan gerhana. Tempat seperti ini pasti dipadati orang, penuh sesak dan tidak nyaman untuk ibu hamil. Bukan tidak mungkin Anda terdorong, terjatuh, atau terpapar asap rokok yang tidak baik bagi ibu hamil maupun janin.
Bagaimana dengan larangan menggunakan pisau untuk memotong apapun, jadikan ini kesempatan. Anda bebas dari urusan dapur dan bisa minta pasangan atau orang lain gantian masak untuk Anda! Asyik, kan...
Tapi kalau soal wanita hamil harus bersembunyi di kolong ranjang, tak perlu Anda ikuti ya, Moms. Dengan perut membuncit, membungkuk untuk mengambil sesuatu yang jatuh di lantai saja sudah sulit, apalagi harus masuk ke kolong ranjang. Yang benar, saja!
ADVERTISEMENT