Ibu Gampang Sakit dan Mood Berubah, Bisa Jadi Pengaruh dari Siklus Menstruasi!

26 Juni 2024 15:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sakit perut menstruasi. Foto: Kmpzzz/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sakit perut menstruasi. Foto: Kmpzzz/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tubuh wanita diciptakan dengan kemampuan yang luar biasa, yang bahkan tidak dimiliki oleh para pria. Ya Moms, wanita diciptakan untuk mengalami menstruasi hingga melahirkan, dan bahkan 'dirancang' agar bisa menghadapi rasa nyeri selama masa-masa tersebut.
ADVERTISEMENT
Terkadang wanita juga cenderung gampang sakit atau sakit yang berkepanjangan, termasuk di luar masa menstruasi. Bahkan, tidak hanya sakit, sadar atau tidak sadar Anda akan mengalami perubahan mood.
Kondisi ini bisa terjadi karena salah satunya tubuh perempuan berhubungan dengan siklus menstruasi. Seperti diketahui, pada kondisi normal, siklus menstruasi wanita berlangsung antara 22-35 hari. Lama perdarahannya beragam, tergantung pada kondisi hormonal dan fisiologis seseorang. Namun, umumnya berkisar antara 3-9 hari.
Fase-fase menstruasi pada wanita tersebut bisa menimbulkan gejalanya masing-masing, yang disebabkan oleh hormon atau senyawa kimia di dalam yang berbeda-beda pada setiap siklusnya. Hormon tersebut diproduksi di kelenjar otak ataupun indung telur.

Kenapa Siklus Menstruasi Pengaruhi Kondisi Tubuh Ibu?

Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutter Stock
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr. Andrew Yurius Christian, SpOG, menjelaskan, terdapat dua fase menstruasi pada siklus hormonal seorang wanita, yaitu folikuler dan luteal.
ADVERTISEMENT
"Pertama fase folikuler, yang dominan dengan hormon estrogen. Dan fase luteal di mana yang dominan dengan hormon progesteron. Dan di antara kedua fase tersebut akan terdapat menstruasi dan ovulasi," jelas dr. Andrew kepada kumparanMOM.
Kemunculan hormon-hormon tersebut dimulai saat Anda mengalami menstruasi, di mana dinding endometrium luruh karena tidak terjadi pembuahan, yang kemudian menjadi darah haid.
"Lalu masuk ke dalam fase folikuler di mana indung telur mempersiapkan antral folikel menjadi matang, yang jika waktunya tiba akan terjadi ovulasi, di mana dihasilkan sel telur yang siap untuk dibuahi oleh sperma guna mencapai kehamilan," tutur dia.
Setelah itu, tubuh akan memasuki fase luteal yang terjadi tepat setelah ovulasi atau ketika ovarium melepaskan sel telur. Ini berlangsung sekitar 14 hari dan berakhir ketika Anda mulai menstruasi lagi. Pada fase luteal, dinding di dalam rahim juga akan menebal dan mempersiapkan implantasi hasil pembuahan.
ADVERTISEMENT
Dan selama fase-fase ini berlangsung, perubahan hormon yang terjadi bisa membuat kondisi tubuh 'naik-turun', lho!
"Jadi perubahan-perubahan hormon yang terlibat pada siklus haid seorang perempuan tentu bisa memengaruhi keadaan suasana hati ataupun mood, hingga kondisi fisik dan bentuk fisik tergantung hormon apa yang sedang dominan," tutup dr. Andrew.