Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Seiring bertambahnya usia kandungan, ibu hamil biasanya menjadi lebih mudah lelah, pegal, hingga nyeri di beberapa bagian tubuh. Oleh karena itu, wajar jika ibu ingin dipijat.
ADVERTISEMENT
Terapi pijat sudah dilakukan selama berabad-abad untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi stres, dan meredakan ketegangan otot, yang juga bermanfaat bagi ibu hamil.
American Pregnancy Associaton melansir, studi menunjukkan bahwa terapi pijat yang dilakukan selama kehamilan bisa mengurangi kecemasan, gejala depresi, meredakan nyeri otot dan nyeri sendiri, dan meningkatkan hasil persalinan serta kesehatan bayi baru lahir.
Terlebih sekarang ini, banyak jenis terapi pijat yang bisa dipilih oleh para ibu, misalnya pijat tradisional atau pijat refleksi. Tapi lebih baik mana ya bagi ibu hamil?
Mana yang Lebih Aman untuk Ibu Hamil: Pijat Tradisional atau Refleksi?
Sebelumnya pahami dulu bahwa pijat tradisional dan refleksi memiliki teknik yang berbeda. Dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan, pijat tradisional menggunakan teknik mengusap, menekan, menepuk, dan menggetarkan menggunakan tangan, kaki tanpa atau dengan alat bantu lain. Biasanya pijat tradisional menggunakan minyak kelapa atau esensial sebagai alat bantunya.
ADVERTISEMENT
Namun perlu diingat, Moms, pijat tradisional pada ibu hamil tidak boleh sembarangan. Jika biasanya orang yang tak hamil melakukan pijat dengan cara tengkurap, tapi ibu hamil tidak boleh. Sebab beberapa tenaga profesional menganggap posisi terbaik selama pijatan adalah berbaring miring. Selain itu, titik pijat pun hanya boleh di tangan, kaki, dan bagian punggung saja.
Sementara pijat refleksi adalah suatu terapi tradisional dari China yang masuk ke Indonesia sejak berabad-abad lalu. Tekniknya yakni memberikan tekanan pada titik-titik tertentu dalam tubuh yang diyakini berkaitan dengan organ yang ada dalam tubuh.
Walau tak menggunakan teknik seperti meremas, pijat refleksi pun harus memerhatikan titik tekannya. Sebab pada titik-titik tertentu di kaki bisa meningkatkan aliran darah ke rahim sehingga menyebabkan perubahan hormon yang memicu kontraksi.
ADVERTISEMENT
Jadi tidak boleh sembarangan melakukan pijat tradisional atau pijat refleksi saat hamil. Bidan Sri Ganeviati, S.SIT, koordinator bagian kebidanan (RN) Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta, mengatakan jika pijatan dilakukan sembarangan bisa berakibat fatal bagi kehamilan, bahkan bisa terjadi pendarahan. Ada baiknya Anda dipijat oleh terapis bersertifikan yang memang punya keahlian untuk memijat wanita hamil.
"Pijat tradisional atau refleksi saat hamil itu tidak masalah. Kalau ingin pijat tradisional saat hamil hanya boleh punggung, tangan, atau bagian kaki, tidak boleh bagian perut. Nanti takutnya terjadi pendarahan," kata Sri kepada kumparanMOM, beberapa waktu lalu.
Meski tekniknya berbeda, namun dua tipe pijat ini sama-sama memiliki manfaat mengurangi rasa lelah dan merelaksasi ibu hamil. Tapi agar aman, The National Center for Complementary and Alternative Medicine menyarankan agar ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan, sebelum dipijat, Moms. Terutama bagi Anda yang sering mengalami morning sickness, memiliki riwayat komplikasi kehamilan, memiliki plasenta previa atau pernah melahirkan bayi prematur.
ADVERTISEMENT