news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ibu Hamil Mimisan, Apakah Bahaya untuk Janin?

12 Mei 2022 8:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ibu hamil mimisan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil mimisan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mimisan termasuk salah satu kondisi umum yang bisa dialami ibu hamil. Mimisan bisa terjadi kapan saja selama kehamilan, namun, kondisi ini lebih sering ditemui pada trimester kedua dan ketiga.
ADVERTISEMENT
Umumnya, mimisan saat hamil tidak membahayakan ibu maupun janin. Kendati demikian, apabila mimisan terjadi terus-menerus bahkan hingga beberapa hari, maka Anda patut curiga dan segeralah pergi untuk menemui dokter, Moms.
Sebab, mimisan hebat pada trimester akhir kehamilan bisa menyebabkan terjadinya pendarahan saat melahirkan. Selain itu, perlu diwaspadai pula kondisi mimisan yang bisa membahayakan ibu dan janin yaitu, sindrom HELLP.
Lantas, apa maksudnya ya, Moms?

Penjelasan soal Mimisan pada Ibu Hamil yang Berbahaya bagi Janin

ilustrasi mimisan Foto: Thinkstock
Dikutip dari Today’s Parent, sindrom HELLP adalah singkatan dari Hemolysis, Elevated Liver enzymes and Low Platelets atau Hemolisis atau Peningkatan Enzim Hati dan Trombosit Rendah yang bisa membahayakan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Sindrom HELLP merupakan varian paling berbahaya dari preeklamsia atau peningkatan tekanan darah yang bisa dialami ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Gejala dari sindrom HELLP yang perlu diwaspadai seperti, tekanan darah tinggi, penglihatan kabur, sakit kepala yang tidak kunjung hilang, pembengkakan bagian tubuh, pendarahan atau nyeri yang tidak biasa, dan protein dalam urin. Meski begitu, beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala signifikan, sehingga tidak menyadari kondisi tersebut, Moms.
Sindrom HELLP dinilai sangat berbahaya karena bisa menyebabkan ibu mengalami gagal ginjal dan hati yang membahayakan nyawanya. Dalam kasus yang parah, plasenta bisa terlepas dari rahim kapan saja karena kondisi ini sehingga membahayakan keselamatan bayi di dalam kandungan.
Ilustrasi melahirkan. Foto: Shutterstock
Biasanya, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk segera melahirkan bayinya setelah diagnosis sindrom HELLP demi keselamatan ibu dan bayi. Dikutip dari Web MD, operasi caesar sering kali tidak disarankan pada kondisi ini, terutama jika kadar trombosit ibu rendah karena suntik anestesi bisa menyebabkan pendarahan hebat. Oleh karena itu, Anda mungkin tetap perlu melahirkan secara normal dalam kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, kerusakan organ vital ibu karena sindrom HELLP bisa diminimalisir jika kondisi ini terdeteksi lebih awal. Penelitian menunjukkan, kerusakan organ tidak berlangsung lama atau segera membaik jika kondisi ini mendapatkan penanganan yang baik sejak awal.
Sampai saat ini, para ahli menyatakan tidak ada yang tahu pasti terkait penyebab utama sindrom HELLP. Namun, beberapa penelitian menunjukkan kondisi ini terkait dengan masalah pada plasenta. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk selalu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan termasuk sindrom yang satu ini, Moms.