Ibu Hamil Nyeri Dada, Apakah Berbahaya?

29 Maret 2025 17:58 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu Hamil Nyeri Dada. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil Nyeri Dada. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami ibu hamil adalah nyeri dada. Ya Moms, nyeri dada jika gejalanya ringan dan hanya muncul sesekali, umumnya bukan tanda kondisi serius. Tapi, ada juga nyeri dada yang merupakan gejala dari kondisi yang lebih berbahaya.
ADVERTISEMENT
Medical News Today melansir, salah satu penyebab umum dada terasa nyeri adalah karena janin yang sedang berkembang. Namun, kondisi tak nyaman di dada atau pada payudara juga bisa muncul karena hal lain. Meski jarang terjadi, sakit pada bagian payudara saat hamil bisa juga karena masalah kardiovaskular atau komplikasi kehamilan.
Selain itu, sakit pada bagian payudara juga bisa mencerminkan masalah jantung. Beberapa cirinya yakni nyeri dada, palpitasi jantung, sesak napas, pingsan dan kelelahan. Selain itu, kesulitan bernapas saat tidur bisa mencerminkan masalah yang satu ini.

Kondisi yang Bisa Picu Nyeri Dada pada Ibu Hamil

Ilustrasi Ibu Hamil Alami Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi. Foto: SUKJAI PHOTO/Shutterstock
1. Pertumbuhan Rahim dan Janin
Pertumbuhan janin dan rahim dapat meningkatkan tekanan pada organ di sekitarnya, termasuk paru-paru dan perut. Tekanan ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan nyeri di dada. Biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Meningkatnya tekanan pada rongga dada juga dapat menyebabkan seseorang merasa lebih cepat kenyang saat makan, detak jantung yang lebih cepat, refluks asam hingga sesak napas.
ADVERTISEMENT
2. Maag
Saat seseorang makan, katup antara kerongkongan dan perut terbuka untuk membiarkan makanan masuk ke perut. Katup ini disebut sfingter esofagus.
Ketika seseorang tidak makan, sfingter esofagus biasanya menutup agar sebagian makanan yang dicerna dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Jika asam lambung naik, seseorang bisa mengalami refluks asam. Sementara, selama kehamilan, peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan sfingter esofagus mengendur, sehingga meningkatkan risiko refluks asam.
Refluks asam dapat menyebabkan mulas hingga sensasi terbakar di tenggorokan atau mulut. Umunya terjadi setelah makan dan menyerang orang yang berbaring setelah makan.

Penyebab Nyeri Dada yang Lebih Serius

1. Preeklamsia
Nyeri dada dan bahu saat hamil dapat mengindikasikan komplikasi serius yang disebut preeklamsia. Hal ini terkadang bisa berakibat fatal bagi ibu dan janin.
ADVERTISEMENT
Tanda dan gejala umum preeklamsia meliputi tekanan darah tinggi hingga sakit kepala yang terus-menerus. Selain itu, gejala umum preklamsia yakni sakit maag yang tidak hilang dengan perubahan gaya hidup atau obat antasida, nyeri di perut bagian atas, di sisi kanan, atau di bawah tulang rusuk. Bengkak di tangan dan wajah, kenaikan berat badan secara tiba-tiba, gangguan penglihatan dan protein dalam urin juga menjadi tanda preklampsia.
Preeklamsia biasanya hilang begitu bayi lahir. Namun, pada beberapa orang, preeklamsia berlanjut setelah kehamilan atau dimulai setelah mereka melahirkan.
Orang dengan preeklamsia juga mungkin mengalami komplikasi terkait, seperti eklamsia atau sindrom yang melibatkan pecahnya sel darah merah, jumlah trombosit yang rendah dan peningkatan enzim hati yang biasa disebut sindrom HELLP.
ADVERTISEMENT
2. Penyakit Jantung
Penyebab nyeri dada yang relatif jarang selama kehamilan adalah serangan jantung. Saat hamil volume darah dalam tubuh meningkat untuk menampung pertumbuhan janin. Untuk memompa darah ekstra secara efisien, detak jantung meningkat. Hal ini menyebabkan ketegangan tambahan hingga menimbulkan risiko serangan jantung.
Sebuah studi tahun 2018 menyelidiki kejadian serangan jantung di antara orang hamil di Amerika Serikat yang dirawat di rumah sakit karena komplikasi kehamilan atau masa penyesuaian setelahnya. Serangan jantung terjadi pada 8 dari setiap 100.000 orang.
Orang yang memiliki penyakit jantung atau kondisi jantung lain yang sudah ada sebelumnya memiliki peningkatan risiko serangan jantung selama kehamilan.
3. Emboli Paru
Penyebab nyeri dada yang jarang terjadi selama kehamilan adalah emboli paru (PE). Selama kehamilan, perubahan alami pada tubuh membuat penggumpalan darah lebih sering terjadi. Faktanya, orang hamil memang demikian, 5 kali lebih mungkin mengalami pembekuan darah dibandingkan orang yang tidak hamil.
ADVERTISEMENT
PE adalah gumpalan darah yang menyumbat arteri di paru-paru. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. PE jarang terjadi, namun penyakit ini masih menjadi penyebab utama kematian ibu di Amerika Serikat. Faktanya, tentang 10 persen kematian ibu di AS berasal dari PE. Seperempat dari kematian terkait PE terjadi selama kehamilan; dua pertiga terjadi setelah melahirkan.
Orang yang memiliki riwayat pembekuan darah, varises atau trombosis vena dalam lebih mungkin mengalami PE selama atau setelah kehamilan. Orang dengan berat badan berlebih atau obesitas juga demikian. BMI di atas 30 menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi, dan semakin tinggi BMI, semakin besar pula risikonya.
Orang hamil yang melahirkan dengan operasi caesar memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah.
ADVERTISEMENT