Ibu Hamil yang Stres Cenderung Melahirkan Anak dengan Masalah Perilaku

15 September 2024 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ibu hamil memang lebih rentan mengalami perubahan mood, karena pengaruh hormon. Bahkan, ketakutan berlebihan, hingga lingkungan yang kurang mendukung, bisa cenderung membuat ibu hamil mengalami stres.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, sering merasa stres saat hamil ternyata tidak baik bagi kesehatan ibu dan bayi di dalam kandungan. Penelitian bahkan menyebut, ibu hamil yang stres, cenderung melahirkan anak dengan masalah perilaku.

Penelitian soal Stres saat Hamil dan Hubungannya dengan Masalah Perilaku

Dikutip dari laman American Psychological Association (APA), ibu yang stres saat hamil, cenderung juga melahirkan anak-anak dengan risiko stres, cemas, dan depresi.
Psikolog dan penulis riset di Universitas California, Amerika Serikat, Irene Tung, menyebut, anak-anak yang dilahirkan ini cenderung mengalami masalah kesehatan mental dan perilaku ketika remaja.
Ilustrasi ibu hamil cemas. Foto: Shutter Stock
“Penelitian kami menunjukkan bahwa tekanan psikologis selama masa kehamilan memiliki dampak (kecil namun terus-menerus) terhadap risiko anak-anak untuk berperilaku agresif, tidak terkendali, dan impulsif,” kata Irene.
ADVERTISEMENT
Temuan ini, masih kata Irene, menambah bukti bahwa memberi ibu hamil dukungan dan perawatan yang baik menjadi langkah penting untuk membantu mencegah masalah perilaku pada anak.
Penelitian itu dibuat dengan menganalisis data dari 55 penelitian dengan total lebih dari 45.000 partisipan. Semua penelitian mengukur tekanan psikologis perempuan selama kehamilan, termasuk stres, depresi atau kecemasan.
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Syda Productions/kumparan
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Bulletin, para peneliti juga menemukan bahwa perempuan yang melaporkan kecemasan, depresi atau stres saat hamil berpotensi memiliki anak dengan gejala ADHD hingga perilaku agresif.
Selain itu, Irene menyebut, penelitian di masa depan harus difokuskan pada peningkatan keberagaman untuk memahami bagaimana budaya dan sosial ekonomi memengaruhi stres selama kehamilan.
"Pengalaman rasisme, kesenjangan ekonomi, dan kurangnya akses perawatan kesehatan diketahui sebagai faktor pemicu stres selama kehamilan. Memahami bagaimana tekanan psikologis selama kehamilan berpengaruh pada keluarga yang kurang terwakili adalah kunci untuk mengembangkan kebijakan dan intervensi kesehatan masyarakat yang adil," pungkasnya.
ADVERTISEMENT