IDAI: Lagi 'Tren' Diabetes pada Anak, 70 Persen Berawal dari Obesitas

3 Maret 2023 11:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi diabetes. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diabetes. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selain orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami diabetes, terutama diabetes tipe 2. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyebut, dahulu kasus diabetes tipe 2 banyak dialami orang yang berusia di atas 40 tahun, namun kini justru sudah banyak terjadi di usia remaja.
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso. Foto: Dok. Istimewa
Di samping itu, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), sekitar 40 persen remaja di Jakarta mengalami obesitas sentral atau perut buncit. Sementara sekitar 10 hingga 11 persen terjadi pada usia anak-anak. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, obesitas sentral bisa memicu terjadinya diabetes dan hipertensi.
Sebelumnya Dokter Spesialis Anak Konsultan itu menerangkan, diabetes pada anak terdapat dua jenis, yakni tipe 1 dan 2. Diabetes tipe 1 disebabkan karena pankreas tidak bisa memproduksi insulin dalam tubuh, sementara jenis tipe 2 murni disebabkan oleh gaya hidup dan faktor genetik.
ADVERTISEMENT
“Yang tipe pertama itu yang enggak bisa bikin insulin, jadi pankreasnya memang ada kerusakan di sel-nya yang tidak bisa produksi insulin, tapi insulin ini kan hormon untuk metabolisme gula. Nah, ketika dia enggak ada insulin, ya gulanya enggak bisa dicerna oleh sel, dia tetap tinggi dalam darah. Kalau tipe 2 ini murni gaya hidup, ada faktor genetik sedikit, tapi faktor gaya hidup dan pola makan lebih kuat,” jelasnya.

Dampak Diabetes Tipe 2 pada Anak

Ilustrasi Anak Gemuk. Foto: Shutter Stock
Dr. Piprim menambahkan, anak diabetes berpotensi mengalami berbagai penyakit tidak menular. Mulai dari obesitas, sindrom metabolik, stroke, serangan jantung, hingga penyumbatan pembuluh darah di kaki. Bahkan, 70 persen anak diabetes tipe 2 bermula dari obesitas, dan 30 persen lainnya berada pada berat badan cenderung normal.
ADVERTISEMENT
“70 persen anak diabetes itu obesitas, hanya 30 persen anak diabetes tipe 2 tidak obesitas,” tuturnya.
Untuk mengenali anak diabetes tipe 1 dan tipe 2 sebenarnya cukup mudah. Anak diabetes tipe 1 umumnya berperawakan kurus, sementara pada tipe 2 terlihat gemuk.
“Jadi mengenalinya secara gampang nih, biasanya anak-anak tipe 1 tuh kurus-kurus, tipe 2 awalnya gemuk dulu, gitu kira-kira,” terang dr. Piprim.

Cara Mencegah Diabetes Tipe 2 pada Anak

Ilustrasi anak-anak makan junk food Foto: dok.Shutterstock
Meski faktor genetik turut andil di dalamnya, tetapi hal tersebut akan terjadi jika faktor lingkungannya terus melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, satu-satunya cara efektif untuk mencegah diabetes tipe 2 adalah mengubah gaya hidup dan pola makan.
Hindari mengkonsumsi makanan kemasan berlabel atau junk food, terutama yang mengandung tinggi gula, tepung, dan pemanis buatan. Usia anak-anak sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi makanan sehat, terutama protein hewani, seperti ikan, telur, ayam, dan daging-dagingan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kita harus kembali ke jargon yang merusak masyarakat itu junk food makanan dan snack segala macam yang ada barcode-nya. Lawan dari junk food adalah real food. Real food adalah makanan yang tidak punya barcode, seperti ikan, telur, ayam, sayuran, tahu, tempe, itu enggak ada barcode-nya kan," sebutnya.
"Jadi ayo kita kembali ke real food, ke makanan indonesia, makanan tradisional kita itu jauh menyehatkan. Kaya protein hewani, kaya nabati. Tapi untuk anak-anak khususnya balita hewani dulu ya, kalau dewasa nabati,” tutup dr. Piprim.