Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah lupus . Selain orang dewasa, penyakit ini juga bisa menyerang anak . Lupus merupakan penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis penyakit autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang hingga menyebabkan peradangan.
ADVERTISEMENT
Anak perempuan bahkan disebut lebih mudah terkena lupus. Fakta ini diungkapkan Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. dr. Reni Ghrahani Majangsari, SpA(K), MKes, Selasa (7/3).
“Penyakit lupus mayoritas dialami anak perempuan, perbandingannya signifikan dibandingkan anak laki-laki, yakni sembilan banding satu, dan paling banyak dialami remaja berusia 11-12 tahun,” ujar Reni.
Alasan Anak Perempuan Rentan Terkena Lupus
Dokter Reni menyebut, hormon estrogen merupakan faktor terbesar di balik anak perempuan mudah terkena lupus. Estrogen ialah salah satu jenis hormon seks perempuan yang diproduksi ovarium. Hormon ini berfungsi mengatur siklus menstruasi, menunjang kehamilan sehat, hingga membantu menjaga kesehatan jantung.
“Memang faktor hormonal khususnya estrogen banyak berperan dalam kejadian penyakit lupus. Karena hormon estrogen itu akan memperberat faktor peradangan, akan mencetuskan peradangan pada anak-anak yang berpotensi atau menderita penyakit lupus,” ujar dokter yang praktik di RS Santo Borromeus, Bandung, ini.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan menyebut meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung dugaan bahwa hormon estrogen dan prolaktin menjadi penyebab penyakit Lupus.
Hormon estrogen memang disebut sebagai penyebab paling besar lupus pada anak perempuan, namun faktor lingkungan juga berperan. Para pakar menyebut, penyebab lupus yang sudah diketahui sejauh ini merupakan gabungan faktor luar dan dalam tubuh.
Artinya, lupus bisa muncul karena pengaruh hormon, lingkungan, maupun genetik.
Tanda-tanda Anak Mengidap Lupus
Dokter Reni mengatakan penyakit lupus pada anak seringkali ditandai dengan anak yang sering demam. Demam ini umumnya akan hilang timbul dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Kemudian anak sering tampak pucat. Selain itu, anak dengan demam berkepanjangan, morning stiffness atau nyeri sendi otot dan badan kaku di pagi hari juga bisa menjadi ciri-ciri penyakit lupus.
ADVERTISEMENT
“Anak juga tampak lelah tanpa sebab yang jelas, bisa mengalami penurunan berat badan, dan kerontokan rambut,” tuturnya.
Selain itu, penyakit lupus dapat mengenai sistem saraf, paru-paru, sel-sel darah, baik sel darah merah maupun sel darah putih. Sehingga dampaknya bisa terjadi penurunan sel-sel darah merah, sel darah putih, juga trombosit, hingga pembesaran kelenjar getah bening.
“Kemudian juga mungkin dapat terjadi perlambatan pertumbuhan keremajaan, atau pubernya terlambat,” imbuh Reni.
Penyakit lupus juga dapat ditandai dengan timbulnya gangguan kulit, seperti ruam di wajah. Kemudian, lupus juga sangat mungkin untuk menimbulkan gangguan ginjal, penumpukan cairan di berbagai selaput dinding perut, paru-paru, hingga jantung.
"Anak dapat terlihat bengkak terutama pada wajah, perut, dan jantung. Lokasi (bengkak di) perut tampak lebih sering, dan ini memang lebih sering terjadi pada lupus anak dibandingkan dewasa,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT