IDAI Minta Ortu Edukasi Anak untuk Cegah LGBT

29 Agustus 2023 13:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu ramai di media sosial terkait tayangan konten anak yang mengandung unsur lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, konten semacam itu tidak cocok untuk anak Indonesia dan tak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya kira pandangan IDAI tegas bahwa kita menganut falsafah negara kita Pancasila, menganut budaya ketimuran, dan sesuai dengan pendapat semua agama besar di Indonesia bahwa LGBT tidak sesuai," ujar Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) dalam webinar bertajuk "Mendidik Remaja yang Kuat Secara Mental dan Sosial", Senin (28/8), dikutip dari Antara.
Senada dengan dr. Piprim, Ketua Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Rodman Tarigan SpA(K), M.Kes menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengedukasi anak-anak guna mencegah paparan konten LGBT. Rodman menilai LGBT adalah penyimpangan orientasi seksual.
"Di sinilah peran kita, peran orang tua untuk membimbing, menjaga pergaulan dia di sekolahnya, apalagi ketika masuk fase remaja," katanya.
Ilustrasi LGBT. Foto: ie27/Shutterstock
Rodman menjelaskan bahwa identitas gender pada anak sudah mulai terbentuk pada usia 3 tahun. Pada tahap pertumbuhan ini, anak-anak sudah memiliki pemahaman awal mengenai apakah mereka laki-laki atau perempuan.
ADVERTISEMENT
Namun, kata dia, terdapat faktor yang bisa memengaruhi perubahan dalam identitas gender anak pada tahap ini, salah satunya adalah faktor lingkungan. Rodman menyebut faktor lingkungan bisa berdampak pada perubahan identitas gender anak.
Dia menegaskan perlunya peran aktif dari orang tua dalam membimbing anak-anak tentang identitas gender mereka. Orang tua harus berperan dalam menjaga hubungan anak dengan lingkungan sekitar, terutama saat mereka mulai bersekolah.
"Ketika masuk fase remaja usia 10 sampai belasan tahun itu adalah fase kritis di mana mereka pada usia 10 tahun tersebut mereka akan mencari identitasnya," kata Rodman.
Namun, dia mengingatkan bahwa banyak remaja yang lebih cenderung mencari solusi tentang permasalahan ini dari teman sebaya dan media digital.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Rodman menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan informasi yang akurat dan sesuai dengan nilai-nilai budaya dan agama kepada anak-anak mereka.