Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
IDAI: Screen Time Berlebihan Menghambat Kemampuan Kognitif Anak
31 Agustus 2023 10:03 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Pusat IDAI, Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), mengatakan, penggunaan layar berlebihan dikaitkan dengan menurunnya daya perhatian, kerusakan memori, hingga kurangnya kemampuan pemecahan masalah.
“Paparan layar bisa mengganggu pola tidur anak-anak, maka ini berdampak buruk pada perkembangan fungsi kognitifnya secara keseluruhan,” ujar dr. Piprim dalam acara media briefing IDAI yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (30/8).
Pada akhirnya, screen time juga akan menghambat perkembangan sosial dan emosional anak. Screen time menghadirkan dunia baru untuk si kecil yang menyenangkan, sehingga ia bisa terasingkan dari dunia nyatanya.
Dampak Lain Screen Time yang Berlebihan pada Anak
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial IDAI, Prof. DR Dr Ahmad Suryawan, SpA(K), menjelaskan, otak anak sedang berkembang sangat pesat di usia 2 tahun, namun sebenarnya masih imatur (belum cukup paham) untuk mengenali berbagai simbol, menyimpan memori, dan kemampuan atensinya. Dengan kata lain, kegiatan screen time tidak bisa dikatakan sebagai salah satu aktivitas belajar bagi si kecil.
ADVERTISEMENT
“Penggunaan media layar pada anak usia 24 bulan ke bawah yang tujuannya untuk belajar kata-kata baru, tapi, nyatanya mereka masih kesulitan dalam mentransfer informasinya ke dalam bentuk 3 dimensi. Artinya, manfaat kegiatan screen time untuk belajar belum terbukti dengan cukup jelas, jadi hati-hati,” jelas dr. Ahmad.
Alih-alih mendatangkan banyak manfaat, paparan layar berlebihan justru bisa berdampak negatif untuk si kecil, di antaranya:
Obesitas
Obesitas sangat erat kaitannya dengan kegiatan screen time pada anak. Misalnya saja, jika orang tua memberikan layar agar anaknya makan dengan tenang dan lahap. Hal itu bisa membuat si kecil justru kurang konsentrasi dengan makanannya, sehingga mengonsumsi lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Kualitas tidur
“Anak-anak yang dikasih screen time itu kualitas tidurnya lebih pendek, karena pengaruh kontennya yang saking senengnya jadi dia nggak tidur-tidur,” kata dr. Ahmad.
ADVERTISEMENT
Layar pada gadget memiliki cahaya biru atau blue light yang dapat mensupresi kadar melatonin, yaitu hormon yang penting untuk mendorong rasa kantuk pada manusia. Jadi, semakin lama anak terpapar dengan layar, maka akan semakin sulit baginya untuk terlelap.
Kebiasaan Screen Time Orang Tua Berdampak pada Anak
Anak yang kecanduan screen time bukan semata-mata karena ia diberikan layar oleh orang tuanya. Tapi, bisa jadi kebiasaan itu tumbuh karena orang tua juga memiliki kebiasaan yang sama.
“Perilaku screen time orang tua sendiri itu faktor prediktor terhadap perilaku screen time anak, jadi kalau orang tua mengurangi (screen time) sendiri akan mengubah juga pada anaknya,” lanjut dr. Ahmad.
Kendati demikian, bukan berarti orang tua tidak boleh memberikan layar sama sekali bagi si kecil, ya. Boleh-boleh saja mengizinkan anak untuk menonton sesuatu sebagai hiburan, tapi, sebaiknya tetapkan aturan yang tegas dan konsisten.
ADVERTISEMENT
dr. Ahmad menyarankan agar orang tua tidak memberikan screen time pada saat:
-Satu jam sebelum tidur dan saat anak makan
-Tidak menggunakan screen time untuk menenangkan anak
-Tidak dijadikan sebagai alternatif kegiatan