Imunisasi DPT, DT dan Td untuk Cegah Difteri, Apa Bedanya?

5 Desember 2021 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beda imunisasi DPT, DT dan Td untuk cegah difteri. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Beda imunisasi DPT, DT dan Td untuk cegah difteri. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada banyak penyakit menular yang berbahaya dan dapat menyebabkan wabah. Di antaranya adalah tetanus, polio, campak, tuberkulosis, hepatitis dan difteri.
ADVERTISEMENT
Dokter anak dari RS PMI Bogor, dr. Fransiska Sri Susanti, Sp.A menjelaskan, difteri merupakan infeksi bakteri serius yang memengaruhi selaput lendir tenggorokan dan hidung yang ditimbulkan bakteri patogen bernama Carynebacterium diptheria.
Tidak hanya berhenti di sakit tenggorokan, jika terlambat ditangani, maka infeksi difteri akan menjalani pada jantung hingga saraf pusat yang bisa berakhir pada kematian.
Itu lah kenapa, penularan difteri tidak boleh dianggap remeh, Moms. Apalagi difteri masih jadi ancaman serius di negeri kita.
Ilustrasi anak sakit difteri. Foto: Shutter Stock
Pada akhir tahun 2017 hingga awal 2018 misalnya, data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat lebih dari 950 kasus difteri di 170 kabupaten/kota dari 30 provinsi, dengan jumlah kematian mencapai 44 kasus. Akibatnya saat itu pemerintah menetapkan statusnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
ADVERTISEMENT
Sementara di tahun 2021 ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan risiko beberapa penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi akibat cakupan imunisasi yang menurun di masa pandemi. Padahal, pencegahan difteri yang paling efektif adalah dengan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Kemenkes dan IDAI.
Imunisasi difteri lengkap sesuai dengan rekomendasi Kemenkes dan IDAI, yaitu dengan vaksin DPT, DT dan Td. Apa bedanya?

Perbedaan Imunisasi DPT, DT dan Td untuk Cegah Difteri

Perbedaan Imunisasi DPT, DT dan Td untuk Cegah Difteri. Foto: Shutterstock
Kemenkes dan IDAI memberi rekomendasi imunisasi difteri lengkap sesuai dengan vaksin DPT, DT dan Td yang pemberiannya disesuaikan dengan usia anak atau penerimanya.
Vaksin DPT diberikan pada bayi sebanyak 3 kali mulai usia 6 minggu atau 2 bulan. Jadi bayi misalnya diberi imunisasi pada usia 2, 3, 4 atau 2,4,6 bulan.
ADVERTISEMENT
Orang tua juga perlu memahami, ada 2 jenis vaksin DPT yaitu DTwP dan DTaP. DTwP umumnya menyebabkan demam, sementara DTaP sebaliknya.
Anak mendapat imunisasi difteri di program Bulan Imunisasi Sekolah (BIAS). Foto: Shutterstock
Vaksin DPT juga perlu diberikan lagi saat anak berusia 18 bulan sebagai booster atau imunisasi ulangan.
Lalu saat anak kurang lebih usia 7 tahun, anak perlu diberi imunisasi difteri berikutnya dengan vaksin DT melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Sementara vaksin Td diberikan saat program BIAS untuk anak kelas 2 dan 5 SD.
Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan setiap 10 tahun, termasuk orang dewasa. Vaksin Td juga perlu didapat oleh wanita berusia subur --termasuk wanita hamil.