Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Ingin Anak Berani Ambil Risiko? Orang Tua Pastikan Hal Ini Dulu!
17 Januari 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, berani mengambil risiko berperan penting dalam keterampilan hidup dan kesiapan menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Namun sayangnya, tidak sedikit orang tua yang masih tidak mempersiapkan keterampilan yang satu ini dengan berbagai alasan: Tidak ingin anak sakit, berbahaya, atau keputusan mutlak hanya ada di tangan orang tua.
Contohnya, Anda tidak mengizinkan anak bermain permainan yang terlihat membahayakan di playground atau taman bermain. Padahal, jenis-jenis permainan tersebut mungkin sudah dirancang untuk mengembangkan ketahanan, kepercayaan diri, kemandirian, hingga keterampilan manajemen risiko si kecil.
Tetapi, orang tua yang terlalu protektif justru akan menghambat pertumbuhan anak. Tidak hanya itu, terbiasa memutuskan segala sesuatu tanpa menanyakan pendapat anak juga akan menghilangkan kesempatan anak mengembangkan kemampuan pengambilan risiko lho, Moms!
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya, jika Anda berada di lingkungan dengan berbagai sumber daya, sebenarnya aman-aman saja selama anak dikelilingi oleh orang dewasa yang bisa melindunginya. Dan begitulah cara anak menemukan dan belajar tentang dunianya," tutur Profesor Psikologi dari University of Wisconsin–Madison, Seth Pollak, Ph.D, dikutip dari Fatherly.
Penelitian tentang Anak yang Tidak Diajarkan Keterampilan Pengambilan Keputusan, Bagaimana Hasilnya?
Penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan, lebih dari 150 anak berusia antara 10-13 tahun diteliti dan mereka diminta untuk memainkan permainan yang sudah dirancang khusus. Salah satunya menampilkan kebun buah virtual yang menjadi tempat anak-anak mengumpulkan apel. Anak-anak akan menerima lebih sedikit buah setiap kali pemain memetik dari pohon tertentu.
ADVERTISEMENT
Dari situ, peneliti dapat menentukan apakah anak-anak akan pindah ke pohon lain dengan potensi produksi yang tidak diketahui sebelumnya. Atau terus memetik dari pohon yang sudah dikenal sejak awal.
Secara bersamaan, anak-anak dan orang tua juga mengikuti survei mengenai faktor-faktor seperti keamanan pekerjaan orang tua, kesehatan keluarga, perceraian, pindah rumah atau sekolah, dan anak-anak turut melaporkan seberapa dapat diandalkan orang tua terhadap dirinya.
Hasilnya, anak-anak yang melaporkan bahwa orang tua mereka kurang dapat diandalkan cenderung tidak berani mengambil risiko untuk bereksplorasi lebih banyak.
"Anak-anak dari latar belakang yang lebih stabil akan lebih banyak bermain dan bereksperimen dalam game kami. Mereka menggunakannya untuk mendapat gambaran tentang cara kerja berbagai hal, sehingga lebih mungkin menghasilkan lebih banyak uang atau poin," jelas Pollak.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan anak-anak dari latar belakang yang tidak stabil tidak akan bermain seperti itu. Mereka hanya bermain dalam rentang kemungkinan yang lebih sempit, dan lebih suka bertahan dengan apa yang sudah mereka ketahui, meskipun hanya dalam kondisi terbatas," lanjut dia.
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Kembangkan Keterampilan Pengambilan Keputusan pada Anak?
Nah Moms, seorang psikoterapis Tina Payne Bryson, Ph.D menjelaskan hal terpenting untuk membuat anak berani mengambil keputusan. Hal itu adalah membantu anak-anak merasa aman dan diperhatikan lebih dahulu, terutama pada kondisi emosional mereka. Cari tahu apa yang mereka pikirkan dan rasakan, serta mengurangi gangguan seperti gadget yang dapat mengalihkan pikiran mereka.
"Jika Anda membayangkan seorang anak sedang bermain di taman, dan mereka hendak melakukan sesuatu yang berisiko tetapi orang tua tidak memperhatikan, maka anak jadi cenderung sangat berhati-hati," tutur Bryson.
ADVERTISEMENT
"Tetapi, jika mereka melihat orang tuanya sedang memperhatikannya dan berkomunikasi secara non-verbal, seperti 'Kamu bisa melakukannya, ibu memperhatikan kamu', ditambah dengan anggukan kepala atau tersenyum, maka anak akan lebih berani menjelajahi sekitarnya," imbuhnya.
Bryson menjelaskan, orang tua juga berperan untuk menjelaskan apa saja yang mampu dan tidak mampu dilakukan sebagai seorang anak. Dan kapan orang tua harus menahan diri untuk mundur atau membiarkan anak mengambil risiko sendiri.
Lantas, bagaimana caranya membantu anak merasa aman dan dapat diandalkan oleh orang tuanya? Menurut Bryson, salah satu caranya adalah menetapkan rutinitas, karena anak-anak merasa lebih aman dan percaya diri saat kehidupan berjalan sesuatu cara-cara yang dapat diprediksinya.
Jadi, meskipun terkadang agak berlawanan dengan intuisi Anda sebagai orang tua, tetapi Anda tetap perlu mendorongnya untuk berani mengambil lebih banyak risiko, Moms.
ADVERTISEMENT