Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ingin Cepat Hamil, Kapan Perlu Datang ke Dokter untuk Tes Kesuburan?
20 Februari 2022 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Jika ingin cepat hamil, Anda dan suami mungkin berpikir untuk melakukan tes kesuburan. Ya Moms, tes kesuburan memang cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda dan suami subur atau tidak.
ADVERTISEMENT
Namun sebenarnya, tidak perlu buru-buru untuk segera mengunjungi dokter dan melakukan tes kesuburan. Lantas, kapan sebaiknya datang ke dokter kandungan untuk melakukan tes kesuburan?
Penjelasan Kapan Sebaiknya Datang ke Dokter untuk Tes Kesuburan
1. Jika berusia 35 tahun ke bawah
Tunggulah setahun setelah menikah sebelum memutuskan untuk tes kesuburan. Pasangan muda yang tidak memiliki masalah kesuburan, bisa membutuhkan waktu 12 bulan untuk hamil. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ahli Endokrin Reproduksi, Dr. William Schoolcraft, MD, HCLD.
“Kami biasanya merekomendasikan pasien berusia 20-an dan awal 30-an–yang ingin segera hamil, untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi selama 12 bulan (sebelum mendatangi kami),” jelasnya seperti dikutip dari Parents.
2. Jika berusia lebih dari 35 tahun
ADVERTISEMENT
Tunggu enam bulan setelah menikah, Moms. Setelah berusia 35 tahun, peluang kehamilan memang mulai menurun. Ini karena suplai telur pada wanita menurun dari waktu ke waktu, terutama setelah usia 35 tahun. Jadi jika masih belum hamil setelah setengah tahun, temui dokter kandungan spesialis kesuburan, Moms.
3. Jika berusia lebih dari 40 tahun
Bagaimana jika sudah berusia 40 tahun, Moms? Sebaiknya segera melakukan tes kesuburan setelah menikah. Sebab, setelah usia 40 tahun, sel telur wanita akan menurun kualitas dan kuantitasnya, sehingga tidak hanya peluang untuk hamil yang lebih sedikit, tetapi risiko keguguran juga lebih besar.
Pada usia 40 tahun, sekitar 50 persen embrio wanita juga mengandung jumlah kromosom yang tidak normal. Maka lebih cenderung membutuhkan perawatan kesuburan, jadi segera bicarakan dengan dokter saat mencoba untuk hamil.
ADVERTISEMENT
4. BMI Terlalu Tinggi atau Rendah
Sebelum menikah atau mencoba program hamil, berat badan dapat mempengaruhi fungsi reproduksi dan keseimbangan hormonal tubuh. Seperti yang dijelaskan oleh Dr Marcy F. Maguire, MD, FACOG, Reproductive Medicine Associates of New Jersey.
"Wanita dengan BMI (indeks massa tubuh) di bawah 18 atau di atas 30 mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami infertilitas dan juga mengalami komplikasi selama kehamilan," kata Dr. Maguire seperti dikutip dari Parents.
Jadi, jika kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan, sebaiknya segera berbicara dengan dokter atau ahli gizi. Kemudian lakukan gaya hidup sehat dengan makan makanan gizi seimbang dan berolahraga.
5. Memiliki Tiroid
Tiroid terikat pada hormon, jadi jika bermasalah, hal itu dapat memengaruhi peluang untuk hamil dan memiliki kehamilan yang sehat.
ADVERTISEMENT
"Fungsi tiroid yang tidak normal dapat dikaitkan dengan infertilitas, keguguran, dan kelainan perkembangan otak janin," kata Dr. Maguire.
Jadi, jika curiga ada masalah tiroid, segera temui dokter. Namun, jika sudah dipantau dan diatur dengan obat-obatan, seharusnya tidak menjadi masalah.
6. Memiliki PCOS
Jika sudah tahu memiliki sindrom ovarium polikistik atau PCOS, maka harus dievaluasi segera setelah mencoba program hamil. Walaupun usia Anda di bawah 35 tahun, namun jika sudah mengetahuinya dari sebelum menikah, lebih baik segera periksakan ke dokter. Sebab beberapa wanita dengan PCOS butuh konsumsi obat-obatan untuk memulai program hamil.
7. Merasakan gejala aneh
Apa saja gejala aneh yang dimaksud? Tidak haid, siklus haid tidak teratur atau nyeri panggul, bisa jadi indikasi bahwa Anda memiliki masalah kesuburan yang tidak terdiagnosis. Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, temui dokter kandungan secepatnya, Moms.
ADVERTISEMENT