Ingin Melatih Anak Berpuasa? Ini Saran dari Dokter

24 April 2020 7:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak laki-laki muslim.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak laki-laki muslim. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ramadhan telah tiba, apakah tahun ini Anda sudah mulai mengajarkan anak berpuasa? Ya Moms, walaupun berpuasa belum diwajibkan bagi anak kecil, namun tak ada salahnya bila kita sudah mulai mengenalkan dan melatihnya sejak dini.
ADVERTISEMENT
Tapi sayangnya, beberapa orang tua mungkin ingin segera mengajari anak berpuasa langsung satu hari penuh. Sehingga tak sedikit dari mereka yang kemudian memaksakan si kecil. Padahal untuk melatih si kecil berpuasa tidak mesti langsung dari subuh hingga magrib lho, Moms.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K), jika ingin melatih anak berpuasa, yang terpenting adalah bertahap. Jangan langsung meminta anak untuk berpuasa seharian penuh.
anak muslim Foto: Shutterstock
"Umumnya anak-anak itu bisa menahan lapar dan haus selama 4 jam. Jadi untuk awal pengenalan puasa sebaiknya 4 jam dulu, secara bertahap dan yang terpenting jangan dipaksa dari subuh sampai magrib. Misalnya mulainya dari 4 jam, kemudian naik jadi 6 jam dan seterusnya," ujar dr. Titis dalam siaran langsung di Instagram resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Ia pun menambahkan, untuk mengajari anak berpuasa, ibu harus tetap memenuhi asupan penting saat sahur dan ketika berbuka puasa. Namun beberapa orang tua mungkin masih salah menerapkan pola makan anak ketika berpuasa.
Ilustrasi makanan sehat. Foto: Thinkstock
Misalnya, memberikan banyak karbohidrat saat sahur. Padahal itu bukan asupan yang tepat untuk mengisi tenaga anak saat akan berpuasa lho, Moms.
"Asupan penting (untuk anak) saat sahur itu bukan karbohidrat yang dibanyakin. Tapi justru harus lebih banyak protein. Bisa dari daging, ayam, ikan, kacang-kacangan. Nah saat berbuka puasa, baru berikan anak karbohidrat untuk mengembalikan gula yang hilang selama berpuasa. Tapi karbohidrat tidak harus nasi ya, bisa kentang atau yang lainnya. Yang terpenting gizi seimbang," kata dokter yang juga konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak ini.
Ilustrasi anak makan sahur. Foto: Shutter Stock
Selain itu dr. Titis yang berpraktek di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat ini juga berpesan, di era pandemi virus corona ini, orang tua harus lebih berhati-hati dalam menyiapkan makanan. Sebelum menyiapkan makanan saat sahur dan berbuka, sebaiknya selalu menjaga kebersihan tangan, dan mencuci bersih bahan-bahan makanan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Demikian penyimpanan makanan, yang benar adalah di bawah 5 derajat atau di atas 60 derajat agar kuman-kuman di dalam bahan makanan itu mati. Selain itu, pisahkan makanan matang dengan yang mentah, dan jangan lupa selalu gunakan air yang matang untuk memasak. Bahan makanan yang bagus nantinya akan memberikan manfaat juga," tutupnya.
Ilustrasi mencuci bahan makanan Foto: Shutterstock
Nah Moms, sudahkah Anda menyiapkan asupan dengan nutrisi seimbang bagi anak dan keluarga Anda untuk santapan sahur dan berbuka puasa?