Ini Pentingnya Zat Besi untuk Anak, Jangan Sampai Kekurangan!

26 November 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ini Pentingnya Zat Besi untuk Anak, Jangan Sampai Defisiensi! Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ini Pentingnya Zat Besi untuk Anak, Jangan Sampai Defisiensi! Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Zat besi merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh dalam upaya mengoptimalkan pasokan oksigen di dalam darah hingga membantu pertumbuhan seorang anak. Selain itu, zat besi juga merupakan mikronutrien yang penting bagi perkembangan otak dan imunitas tubuh.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, anak sebaiknya tidak sampai mengalami kekurangan zat besi karena berisiko tinggi terhambat tumbuh kembangnya.
Namun, pada kenyataannya, jumlah anak di Indonesia yang mengalami anemia --kondisi tubuh kekurangan sel darah merah-- mengalami peningkatan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, jumlah anak usia 1-4 tahun yang mengalami anemia sebanyak 38,5 persen, usia 5-14 tahun 26,8 persen, dan 15-24 tahun 32 persen.
Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan data Riskesdas 2013, yang menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 1-4 tahun 28,1 persen, 5-14 tahun 26,4 persen, 15-24 tahun 18,4 persen.
Lantas, seperti apa tanda-tanda anak yang mengalami kekurangan zat besi atau anemia defisiensi besi? Dan apa saja sebenarnya manfaat zat besi bagi perkembangan si kecil?
ADVERTISEMENT

Dampak Anemia Defisiensi Besi Bagi Perkembangan Anak

Menurut Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang, Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), anemia defisiensi besi paling berisiko dialami oleh terutama bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Kemudian, seiring bertambah usia, kita bisa memperhatikan tanda-tanda anemia pada anak secara fisik. Apa saja?
Makanan yang mengandung zat besi. Foto: Shutterstock
"Kita bisa lihat ciri fisik yang khas: muka pucat pasi, jarang mau main atau banyak duduk saja. Hati-hati bisa saja sebenarnya dia mengalami anemia. Makanya, beberapa pemeriksaan anemia dianjurkan," jelas Prof Rini dalam 'Peluncuran Inisiatif Kolaborasi Rekomendasi Skrining dan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu dan Anak Indonesia' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11).
Prof. Rini mengungkapkan, pada anak yang sudah mengalami anemia defisiensi besi, maka cadangan besi di dalam tubuhnya akan berkurang. Dan imbasnya, akan memengaruhi hormon pertumbuhan, yang salah satunya penambahan tinggi badan.
ADVERTISEMENT
"Dampaknya, dia bisa mempengaruhi imunitas, daya tahan tubuh anak. Dan kondisi stunting, angka defisiensi zat besi 2,27 kali lebih tinggi dibandingkan anak dalam kondisi normal," ucap Prof. Rini.
Selain stunting, beberapa dampak lain anemia defisiensi besi pada tumbuh kembang anak, yaitu:
Ia mengingatkan bahwa semua kelompok usia berisiko mengalami anemia defisiensi besi, tidak terkecuali anak-anak.
"Semua punya masa krusial terkena dampak anemia defisiensi besi. Bisa terjadi pada masa bayi, anak-anak, nanti bisa menurunkan tingkat kecerdasan. Dan saat dewasa kemungkinan bekerja aktifnya lebih rendah. Dan remaja perempuan nanti yang tidak tertangani, bisa berlanjut ke hamil, dan siklusnya akan lanjut lagi," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak yang senang bermain dengan temannya. Foto: Shutterstock

Peran Penting Zat Besi untuk Perkembangan Anak

1. Perkembangan Motorik

Suplementasi zat besi pada awal kehidupan (0-6 bulan) bermanfaat untuk mendukung perkembangan motorik.

2. Perkembangan Kognitif

Suplementasi zat besi pada anak usia sekolah dapat meningkatkan intelegensi, atensi, konsentrasi, dan memori.

3. Perkembangan Sosio-emosional

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara suplementasi besi dengan perkembangan sosio-emosional anak berusia 6-24 bulan. Namun, hasil studi masih belum konsisten.

4. Perkembangan Neurofisiologis

Suplementasi besi pada anak usia satu tahun pertama kehidupan dapat meningkatkan perkembangan neurofisiologis.