Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Selama ini intoleransi laktosa umumnya dikaitkan pada kondisi yang sering menyerang bayi ataupun anak. Padahal, intoleransi laktosa bisa terjadi pada siapa pun, termasuk orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, mengutip WebMD, laktosa adalah sejenis gula yang ada pada susu. Gula tersebut kemudian dipecah oleh enzim laktase yang diproduksi di usus kecil, agar bisa diserap oleh tubuh. Nah, seseorang yang mengalami intoleransi laktosa tidak memiliki enzim laktase yang cukup untuk memecah gula tersebut. Kondisi ini juga bisa disebabkan karena faktor genetik.
Bagi beberapa orang, intoleransi laktosa juga dapat berkembang seiring bertambahnya umur. Umumnya setelah sempat menghentikan konsumsi susu dalam waktu yang lama, usus halus akan memproduksi lebih sedikit enzim laktase. Perubahan ini membuat mereka lebih rentan mengalami intoleransi laktosa.
Laktosa yang tidak dicerna dengan baik akan tetap berada di dalam usus, sehingga bisa mengakibatkan masalah gastrointestinal atau suatu masalah pada sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis obat-obatan juga bisa menyebabkan tubuh memproduksi enzim laktase yang lebih rendah, sehingga membuat seseorang mengalami intoleransi laktosa sementara.
ADVERTISEMENT
Kondisi intoleransi laktosa sendiri ternyata dialami oleh banyak orang. Menurut data Euro Monitor International and New Nutrition Business, 14 Trends in Dairy Nutrition 2018, 80 persen populasi penduduk di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengalami intoleransi laktosa.
Gejala Intoleransi Laktosa
Ada beberapa gejala intoleransi laktosa yang umum dirasakan penderita. Gejala tersebut biasanya muncul setelah 30 menit sampai 2 jam setelah minum atau makan produk yang mengandung laktosa. Makanan dan minuman yang mengandung laktosa antara lain adalah susu dan produk turunannya seperti keju, margarin, dan es krim.
Adapun gejala umumnya adalah sebagai berikut:
Mual atau muntah
Diare
Sering buang angin
Perut kembung
Kram perut
Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi
Meski gejalanya hampir sama, intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu sapi. Bagaimana perbedaannya?
ADVERTISEMENT
Alergi susu sapi adalah ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein dalam susu. Hal ini merupakan salah satu alergi yang banyak terjadi pada bayi dan anak .
Sedangkan intoleransi laktosa, seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah kondisi di mana tubuh seseorang sulit mencerna laktosa dalam susu sapi. Artinya, orang yang memiliki intoleransi laktosa masih bisa mengkonsumsi susu sapi selama susu tersebut bebas laktosa.
Oleh sebab itu, bila Anda atau anggota keluarga tercinta merasakan beberapa gejala di atas setelah minum susu sapi, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda memiliki intoleransi laktosa atau alergi susu sapi.