Jamu Cekok untuk Anak Susah Makan, Apakah Bisa Jadi Solusi?

25 Februari 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jamu. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jamu. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Anak susah makan memang bisa jadi membuat orang tua bingung. Ya Moms, jika dibiarkan berlarut-larut, anak yang susah makan bisa kekurangan nutrisi dan bahkan pertumbuhannya tidak ideal.
ADVERTISEMENT
Sehingga akhirnya, banyak orang tua yang memilih jalan ‘instan’ dengan memberikan jamu cekok. Bagi beberapa keluarga, jamu cekok merupakan tradisi yang telah dilakukan turun temurun untuk mengatasi anak yang susah makan.
Bahan yang digunakan adalah daun pepaya, temu hitam, brotowali, kunyit, temulawak, lempuyang, kencur, beras, dan adas manis. Namun, kembali lagi pada kebutuhannya.
Selain untuk meningkatkan nafsu makan, jamu cekok juga dipercaya bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, agar anak tidak mudah batuk pilek, diare, kembung, bahkan cacingan. Mengapa disebut jamu cekok? Karena cara pemberiannya adalah dengan dicekok atau dimasukkan ke dalam mulut secara paksa.
Namun, apakah jamu cekok untuk anak susah makan ini bisa jadi solusi?

Kata Dokter soal Jamu Cekok untuk Anak Susah Makan

Ilustrasi cekok anak susah makan. Foto: Sataporn P/Shutterstock
Menurut Dokter Umum dan juga ahli Akupunktur dan Herbal, dr. Fenny Yunita, M.Si., Ph.D, kombinasi bahan-bahan dari jamu cekok yang disebutkan di atas memang dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak. Namun, anak tetap perlu diperiksa ke dokter jika susah makan.
ADVERTISEMENT
“Namun tetap perlu pemeriksaan seksama ketika anak mengalami kesulitan makan, perlu digali penyebabnya agar bisa diberikan solusi sesuai dengan akar masalahnya,” jelas dr. Fenny kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Walaupun secara komposisi jamu cekok bisa meningkatkan nafsu makan. Namun, metode pemberiannya yang memaksa anak minum dan rasa pahit dari jamu, dapat menimbulkan pengalaman traumatis. Sehingga, orang tua perlu lebih kreatif agar anak tidak trauma.
“Sebaiknya diberikan dengan bentuk sediaan dan rasa yang lebih menarik. Bisa dibuat minuman seperti jus atau smoothie, bisa juga berbentuk es,” jelas dokter yang juga ahli laktasi ini.
Jadi, bila anak susah makan, coba konsultasikan dulu ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Jangan lupa untuk menerapkan jadwal makan yang baik agar anak tahu siklus lapar dan kenyang, sehingga si kecil akan cukup makan saat waktunya tiba.
ADVERTISEMENT