Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
Jangan Biasakan Swamedikasi saat Anak Sakit, Ini Bahayanya
7 November 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Beberapa ibu mungkin langsung panik saat melihat anak sakit. Saat si kecil batuk misalnya, tak sedikit ibu yang buru-buru memberi obat batuk berulang kali. Padahal, bisa jadi obat tersebut tidak sesuai dengan kondisi anak.
Ya, Moms, orang tua memang punya peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan anak. Namun, gegabah dalam mengobati anak tanpa dasar pengetahuan yang cukup bisa berujung tidak baik. Dalam dunia medis, kebiasaan ini bisa disebut dengan swamedikasi.
Apa itu Swamedikasi?
Dilansir Journal of Medicine, swamedikasi merupakan kegiatan mengonsumsi obat, jamu (obat herbal), atau pengobatan rumahan atas inisiatif sendiri atau saran orang lain tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Kegiatan ini pun disebut sebagai sebuah fenomena global, baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ada sekitar 71.46 persen orang yang memilih melakukan swamedikasi daripada ke dokter. Angka ini bahkan meningkat pada 2021, menjadi 84, 23 persen.
Faktor utama yang mendasari kebiasaan swamedikasi ini adalah mahalnya obat dan biaya pengobatan, kurangnya pendidikan dan pengetahuan di bidang kesehatan, tidak tersedianya fasilitas medis, serta kemiskinan.
Bahaya Swamedikasi bagi Kesehatan Anak
Moms, meski sedang menghadapi anak yang sakit , usahakan untuk tidak gegabah dalam mengambil tindakan. Apalagi melakukan self-diagnosis dan swamedikasi atas kondisi si kecil. Pasalnya, swamedikasi ini bisa berbahaya bagi kesehatan si kecil.
Kemenkes RI dalam laman resminya menjelaskan, swamedikasi yang baik dan benar memang bisa jadi sumbangan dalam pemeliharaan kesehatan. Namun, sebaliknya, swamedikasi yang salah bisa menimbulkan berbagai dampak.
Karenanya, agar terhindar dari bahaya swamedikasi, masyarakat memerlukan informasi yang jelas, benar, dan tepercaya. Salah satunya dengan mengakses telehealth yang sudah tepercaya dan kredibel.
Tak perlu bingung, Moms. Kini ada layanan teleheath gratis yang bisa diakses para ibu di Indonesia, salah satunya yang disediakan oleh Lifebuoy dan Halodoc .
Konsultasi Dokter Gratis dari Lifebuoy dan Halodoc
Memahami kekhawatiran dan pentingnya akses informasi yang tepat, Lifebuoy—brand yang sudah mendukung kesehatan keluarga Indonesia selama 88 tahun—berkolaborasi bersama Halodoc dalam kampanye #PerlindunganKeluargaSehat.
Kolaborasi ini menghadirkan layanan konsultasi dokter gratis di seluruh indonesia hingga 2023. Nantinya para orang tua bisa berkonsultasi dengan dokter tepercaya dan mendapat penanganan kesehatan yang cepat, mudah, dan tepat.
Chief Marketing Officer Halodoc, Felicia Kawilarang mengungkapkan bahwa kolaborasi ini akan membantu fokus kami dalam memperluas pemanfaatan telehealth, yang mampu menjadi kotak P3K bagi para orang tua dan dapat diakses kapan pun dan di mana pun.
Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc ini juga merupakan upaya aktif keduanya agar orang tua terhindar dari perilaku swamedikasi yang cenderung disebabkan oleh tingkat kecemasan orang tua yang tinggi mengenai kesehatan anak.
Karenanya, kampanye #PerlindunganKeluargaSehat memungkinkan konsumen mengakses Halodoc secara gratis dengan cara berikut:
Moms, dengan cara ini, Anda bisa berkonsultasi dengan para ahli terkait kesehatan anak secara gratis. Kemudahan ini bisa dinikmati hingga pertengahan 2023 nanti.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Lifebuoy