Jangan Coba-coba Pakai Vape Dekat Anak! Ini Risiko Kesehatan yang Mengintai

1 April 2024 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jangan Coba-coba Ngevape Dekat Anak! Ini Risiko Kesehatan yang Mengintai. Foto: REUTERS/Daniel Becerril
zoom-in-whitePerbesar
Jangan Coba-coba Ngevape Dekat Anak! Ini Risiko Kesehatan yang Mengintai. Foto: REUTERS/Daniel Becerril
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebiasan merokok pada orang dewasa kini mulai tergantikan dengan rokok elektronik atau vape. Namun, ngevape juga tidak boleh dilakukan di sembarangan tempat, apalagi jika di sekelilingnya ada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, aktivitas yang satu ini sudah banyak mendapat peringatan dari para ahli kesehatan. Menggunakan vape juga tidak menjadi lebih sehat daripada merokok tradisional, karena vape juga menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan.
Anak-anak yang menjadi perokok pasif karena orang tuanya menggunakan vape setiap hari juga terancam kesehatannya. Hal ini senada dengan studi yang dilakukan oleh Emory University, Amerika Serikat. Seperti apa hasil studi tersebut?

Studi tentang Bahaya Vape Bagi Kesehatan Anak-anak

Daily Mail melansir, studi terbaru tersebut menemukan anak-anak di bawah 12 tahun yang sering terpapar asap vape memiliki tingkat metabolit yang lebih tinggi di dalam tubuhnya. Hal ini terjadi sebagai respons masuknya bahan kimia dari uap vape yang mereka hirup.
ADVERTISEMENT
Bahan kimia tersebut dapat menyebabkan peradangan di dalam tubuh, serta berisiko mengalami kerusakan sel yang berhubungan dengan penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Ilustrasi vape. Foto: REUTERS/Adnan Abidi
"Banyak orang yang merokok kini beralih menggunakan rokok elekrik, karena mereka pikir rokok tersebut lebih aman bagi mereka dan orang lain di sekitarnya," ungkap profesor di Emory University, Jeannie Rodriguez, dan penulis utama studi tersebut.
"Namun, ada bahan kimia dalam cairan yang digunakan dalam vape, yang berbahaya bagi Anda sendiri dan orang-orang terkasih yang terpapar uap yang Anda hembuskan," lanjut dia.
Para peneliti mencoba meneliti sekelompok anak-anak berusia 4-12 tahun yang orang tuanya menggunakan vape setiap hari. Lalu membandingkan dengan sekelompok anak pada usia yang sama, namun orang tuanya tidak menggunakan vape atau rokok.
ADVERTISEMENT
Kemudian, anak-anak tersebut diambil darahnya untuk dinilai seberapa besar risikonya sebagai perokok pasif. Tim juga menguji air liur dan napas anak-anak untuk menentukan bahan kimia apa yang telah terpapar oleh mereka.
Hasilnya, anak-anak yang orang tuanya pakai vape setiap hari ditemukan peningkatan kadar metabolit atau molekul, yang terbentuk di dalam tubuh setelah terpapar bahan kimia yang ditemukan di dalam rokok elektronik. Dampaknya, bahan kimia tersebut dapat menurunkan kadar dopamin dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan sel akibat stres oksidatif.
Tentunya hasil penelitian tersebut juga dipaparkan kepada para orang tua. Dan banyak yang terkejut dengan hasilnya.
Ya Moms, sekitar 11 dari 19 orang tua pengguna vape percaya bahwa vaping hanya akan menimbulkan bahaya kesehatan ringan, atau justru tidak membahayakan kesehatan sama sekali. Dan 12 dari 22 orang tua pengguna tidak mengetahui paparan uap rokok elektronik berbahaya bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, beberapa dokter menyebut bahwa nikotin dalam vape sekitar 90-95 persen tidak lebih berbahaya dibandingkan mengisap rokok tradisional. Namun, sampai sekarang efek bahayanya masih terus diteliti.
Dan juga penelitian lain menunjukkan bahwa vape sama berbahaya dengan rokok tradisional, karena bisa mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya dalam asap yang dikeluarkan.
Selain itu, orang-orang yang juga menghirup alat tersebut ratusan kali dalam sehari akan meningkatkan faktor penyakit, termasuk kanker dan radang paru-paru, yang dapat merusak organ.