Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jangan Salah, Ini Cara Gunakan Oksimeter yang Benar
13 Juli 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:04 WIB
ADVERTISEMENT
Meningkatnya jumlah pasien yang terinfeksi virus corona membuat Kemenkes mengimbau agar orang yang positif COVID-19 dengan bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala (OTG) untuk melakukan isolasi mandiri atau karantina mandiri di rumah masing-masing. Hal ini karena kapasitas di sebagian besar rumah sakit sudah terisi penuh dengan pasien COVID-19 dengan gejala sedang maupun berat atau kritis.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang bergejala ringan atau OTG pun, disarankan untuk memiliki salah satu alat, seperti oksimeter di rumahnya. Sebab, bisa jadi saturasi pasien COVID-19 rendah, namun ia tidak mengalami gejala apa pun. Ya, kondisi itu dikenal dengan istilah happy hipoxia.
Oleh sebab itu, oksimeter diperlukan, agar pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah bisa memeriksa saturasi oksigen secara berkala.
Lalu, bagaimana cara kerjanya?
Oksimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah. Alat ini menggunakan satuan SpO2 dengan skala 0 sampai 100 persen.
Kadar oksigen dalam tubuh seseorang yang sehat mencapai 95 hingga 100 persen. Bila berada di bawah angka tersebut, maka patut diwaspadai adanya perburukan kondisi pada pasien. Untuk itu, mereka yang melakukan isolasi mandiri dianjurkan untuk memiliki alat ini sebagai bentuk pemantauan.
ADVERTISEMENT
Di pasaran, alat ukur ini dijual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribuan. Meski penggunaannya juga terbilang mudah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum dan saat menggunakannya, Moms. Yuk, simak selengkapnya di sini.
Tips Menggunakan Oksimeter yang Benar
1. Saat ingin menggunakannya, seseorang harus dalam keadaan rileks atau tidak sehabis melakukan suatu kegiatan berat yang membuat kelelahan. Sebab, hal ini akan sangat berpengaruh pada kesesuaian hasil yang terbaca di alat ukur.
2. Alat ini cukup sensitif terhadap panas karena menggunakan LED sebagai pengukur. Sebelum menggunakan, pastikan pasien tidak menggunakan kuteks atau tidak ada benda lain yang menghalangi kuku dan jari pasien.
3. Selanjutnya, Anda bisa menggunakan oksimeter dengan menjepit salah satu jari tangan pada oksimeter. Jari yang dianjurkan adalah jari tengah atau telunjuk. Setelah jari telah terpasang dengan benar, nyalakan alat ukur dan tunggu beberapa saat.
ADVERTISEMENT
4. Alat ini dalam waktu kurang dari 10 detik sudah dapat menampilkan hasil. Namun, disarankan untuk menggunakannya lebih lama sekitar beberapa menit untuk hasil yang lebih stabil.
5. Pastikan juga jangan sampai tertukar dalam membaca hasil saturasi oksigen (Sp02) dan detak jantung per menit (PRbpm).
6. Karena alat ini difungsikan sebagai alat pemantau, maka ada baiknya digunakan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam sehari.
7. Apabila hasil pada oksimeter menunjukkan angka di bawah 95 dan Anda mengalami sesak napas atau tidak, segera kunjungi fasilitas rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.