Jangan Sembarangan Konsumsi Antibiotik, Ini Risikonya!

9 Oktober 2024 12:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui minum obat. Foto: MIA Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui minum obat. Foto: MIA Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jangan asal mengkonsumsi antibiotik ketika anggota keluarga sedang sakit ya, Moms. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, bukan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penggunaan antibiotik yang salah hanya akan melahirkan masalah.
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Anak, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, menyebut saat ini resistensi terhadap antibiotik jadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global. Resistensi antibiotik ini bisa terjadi secara alami.
“Namun ketidaktepatan penggunaan antibiotik pada manusia ataupun hewan terbukti mempercepat proses tersebut, sehingga harus kita batasi,” kata dr. Reza kepada kumparanMOM, Minggu (6/10).
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Ada beberapa cara untuk menghindari kesalahan penggunaan antibiotik, yakni:
1.Hindari pemakaian antibiotik tanpa alasan
2.Habiskan sesuai aturan dan hindari penghentian antibiotik secara sembarang
Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: Kotcha K/Shutterstock
3.Jangan menyimpan sisa obat dan memberikan ke orang lain
4.Jangan menggunakan antibiotik tanpa resep
5.Konsultasi dengan tenaga kesehatan dan konsultasikan ke dokter untuk mendapat diagnosis yang akurat.
ADVERTISEMENT

Dampak Pemberian Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Pemberian antibiotik yang tidak tepat, seperti pemberian antibiotik yang berulang oleh penyakit yang bukan disebabkan oleh bakteri, dapat mengakibatkan efek buruk. Yakni mengubah sifat bakteri menjadi bakteri kebal sehingga justru di kemudian hari sulit diatasi dengan pemberian antibiotik.
“Bila pada suatu masa bakteri masih respons terhadap antibiotik, dengan berjalannya waktu karena bakteri tersebut sudah mengenal antibiotik secara terus-menerus, maka bakteri tersebut akan berubah menjadi resisten,” ujar dr. Reza.
Ilustrasi Anak Belajar Memahami Obat-obatan. Foto: Shutterstock
Di sisi lain, tidak semua demam perlu antibiotik. Ada beberapa kondisi seperti infeksi telinga, infeksi gigi, infeksi saluran kemih yang memang sebagian besar penyebabnya karena infeksi bakteri sehingga ada tempat untuk pemberian antibiotik.
Sedangkan anak batuk pilek atau selesma dan diare, penyebabnya adalah virus sehingga tidak perlu diberi antibiotik.
ADVERTISEMENT
“Indikasi penggunaan antibiotik itu harus tepat diagnosis, tepat dosis, tepat pilihan antibiotik, tepat durasi dan tepat interval,” pungkasnya.