Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jari Tangan Anak Terjepit Pintu KRL, Ini Tips Aman Naik Transportasi Umum!
28 November 2023 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (26/11) dalam rangkaian KRL relasi Tanah Abang-Rangkasbitung. Lebih tepatnya, terjadi saat KRL sedang berhenti di Stasiun Kebayoran.
Menurut External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter, Leza Arlan, jari tangan anak itu terjepit pintu otomatis yang sedang terbuka. Saat itu, anak laki-laki tersebut sedang digendong oleh ayahnya yang berdiri terlalu dekat dengan pintu.
Tidak butuh lama untuk melepas jari anak yang terjepit itu. Untungnya, anak itu tidak mengalami cedera atau luka serius. Leza menjelaskan, hanya muncul bekas kemerahan pada jari anak itu usai terjepit.
Agar kejadian serupa tidak terulang, Leza mengingatkan para orang tua untuk menjaga keselamatan anak selama berada di Commuter Line.
"Kami mengimbau kepada seluruh pengguna khususnya yang membawa anak untuk tetap menjaga dan mengalami anak selama dalam perjalanan," kata Leza.
ADVERTISEMENT
Saran Ahli Agar Lebih Aman saat Membawa Anak Naik Kendaraan Umum
Nah Moms, mengajak anak bepergian dengan transportasi umum tetap memerlukan kewaspadaan. Apalagi, Anda akan berada pada satu kendaraan dengan banyak orang.
Menurut Inisiator SafeKids Indonesia, Wahyu Minarto, orang tua dan orang dewasa lain memiliki tanggung jawab penuh saat mengajak anak naik transportasi umum. Hal ini berlaku ketika naik transportasi umum apa pun ya, Moms.
"Jadi pengawasan yang penuh itu harus. Jangan sampai kita teralihkan perhatian, sampai kita tidak memperhatikan keberadaan dan keselamatan anak yang kita bawa," jelas pria yang akrab disapa Paman Billie itu kepada kumparanMOM.
Lantas, apa yang bisa orang tua lakukan untuk mengantisipasi risiko dan bahaya yang bisa terjadi pada anak saat dibawa naik kendaraan umum?
ADVERTISEMENT
Paman Billie menuturkan ayah dan ibu bisa mencoba transportasi tersebut lebih dulu, sebelum nantinya mengajak serta si kecil. Saat mencoba menaikinya, Anda bisa mengidentifikasi aspek risiko dan bagaimana memastikan anak tetap aman saat menaikinya.
"Kita harus tahu dulu, bahkan kalau bisa kita coba atau kita naik dulu tanpa anak. Untuk apa? Untuk mengidentifikasi bahaya, menilai risikonya. Banyak risiko dan bahaya seperti yang ada kejadian ini. Misal di kereta api, kita harus tahu cara melangkah, kan ada gap [jarak] dari peron ke dalam gerbong. Terus pegangannya di mana, duduknya di mana," ungkap dia.
Orang tua juga perlu tahu lokasi-lokasi tempat duduk prioritas, yang biasanya juga diperuntukkan bagi ibu dengan anak-anak kecil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pastikan juga Anda memahami aspek keselamatan lain yang terkadang luput dari perhatian, Moms. Misalnya, bagaimana posisi jendela dan posisi buka tutupnya, lalu sambungan gerbong yang biasa ada pada kereta api dan bus TransJakarta.
"Setelah tahu ada bahaya, risiko di mana aja, kita bisa menentukan mau berdiri di mana, duduk di mana, posisi di mana. Dan juga cara kita membawa anak, apakah digendong atau yang jelas kan sedekat mungkin dengan kita dan tidak terpisah," tutur Paman Billie.
Paman Billie memberikan saran lain, yakni agar memilih jam-jam sibuk bila ingin mengajak anak-anak naik transportasi umum. Ini bisa menjadi salah satu cara memastikan anak selalu dalam pengawasan dan tidak teralihkan pandangannya dengan banyak penumpang lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau jam-jam sibuk, banyak sekali penumpang, tentunya kita akan teralihkan perhatiannya. Nanti akibatnya anak kita pun bisa luput. Jadi kalau mau ajak anak jalan-jalan naik moda transportasi umum, lebih baik di luar jam sibuk sehingga bisa fokus pada anak," pungkasnya.
Live Update