Jenis-jenis Konjungtivitis pada Anak dan Cara Mengatasinya

15 Juni 2021 12:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sakit mata.  Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sakit mata. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Mata merah dan belekan menjadi salah satu tanda peradangan pada mata anak atau konjungtivitis. Penyakit yang satu ini memang lebih sering menyerang bayi dan anak-anak, Moms.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini tentu akan membuat anak merasa tidak nyaman dan menghambat aktivitasnya. Pada bayi, konjungtivitis akan membuatnya lebih rewel dari biasanya. Sebab, konjungtivitis biasanya menyebabkan rasa gatal yang berlebihan pada matanya.
Dilansir Healthline, konjungtivitis adalah infeksi atau pembengkakan di membran luar bola mata. Hal ini menyebabkan selaput tipis yang melapisi mata mengalami peradangan, sehingga menimbulkan warna kemerahan pada mata.
Penyakit konjungtivitis biasanya menimbulkan beberapa gejala awal seperti, mata merah, terasa mengganjal, kotoran mata yang menumpuk, gatal hingga keluarnya air mata yang berlebihan, bahkan saat anak tidak menangis.
Penyakit konjungtivitis ini ada yang menular dan tidak. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui jenis-jenis penyakit konjungtivitis agar dapat mengatasinya dengan baik. Mengutip MayoClinic, berikut ini 2 jenis konjungtivitis yang kerap menyerang anak:
ADVERTISEMENT

Jenis Konjungtivitis yang Bisa Menyerang Anak

1. Konjungtivitis virus dan bakteri
Ilustrasi anak sakit mata. Foto: Thinkstock
Sebagian besar kasus mata merah biasanya disebabkan oleh adenovirus tetapi dapat juga disebabkan oleh virus klamidia, herpes simpleks, virus varicella-zoster, dan berbagai virus lainnya. Virus ini biasanya didapatkan bayi dari jalan lahirnya saat proses persalinan normal. Sementara konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri, disebabkan karena kotoran mata (sekret) yang berlebihan.
Konjungtivitis virus dan bakteri dapat terjadi bersamaan dengan masalah pernapasan, seperti pilek atau sakit tenggorokan. Perlu diketahui bahwa, kedua jenis ini sangat menular lho, Moms. Mereka menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan air mata, batuk, bersin dan sentuhan pada kulit atau benda yang terkontaminasi. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda untuk tetap menjaga obat tetes mata, tisu, handuk dan peralatan anak lainnya agar tidak disentuh oleh orang lain, selain Anda.
ADVERTISEMENT
2. Konjungtivitis alergi
Ilustrasi anak sakit mata. Foto: Thinkstock
Konjungtivitis alergi memengaruhi kedua mata dan merupakan respons terhadap zat penyebab alergi, seperti serbuk sari, debu, udara dan lainnya. Sebagai respons terhadap alergen, tubuh anak menghasilkan antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). Konjungtivitis jenis ini umumnya tidak menular.
Antibodi ini memicu sel khusus yang disebut sel mast di lapisan mukosa mata dan saluran udara untuk melepaskan zat inflamasi, termasuk histamin. Pelepasan histamin tubuh dapat menghasilkan sejumlah tanda dan gejala alergi, termasuk mata merah atau merah muda.
Apabila anak memiliki konjungtivitis alergi, ia mungkin akan mengalami rasa gatal yang hebat, robek dan radang mata, serta bersin dan keluarnya cairan dari hidung.

Cara Mengatasi Konjungtivitis pada Anak

Pengobatan penyakit konjungtivitis tergantung pada penyebabnya, Moms. Apabila gejala tidak membaik dalam 3 hari, sebaiknya segera bawa anak ke dokter. Sebagian besar kasus konjungtivitis bakterial dapat diatasi dengan obat tetes mata dan salep antibiotik. Namun, pastikan untuk membersihkan mata anak dari kotoran menggunakan kapas dan air hangat sebelum memberikan obat tetes mata.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila si kecil menderita konjungtivitis virus, tidak ada metode pengobatan signifikan yang tersedia. Gejala konjungtivitis virus akan hilang dengan sendirinya 7-10 hari. Meski begitu, Anda bisa membantu menjaga kondisinya dengan mengompres mata anak 2-3 kali sehari.
Pada kasus konjungtivitis yang disebabkan oleh alergen, dokter mungkin akan meresepkan obat antihistamin seperti Claritin dan Benadryl untuk menghentikan peradangan. Selain memperbaiki peradangan, obat ini juga akan membantu menghilangkan gejala alergi pada si kecil.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis