Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Bermain adalah cara terbaik dalam menstimulasi kemampuan anak balita . Lewat bermain, kecerdasan anak bisa terasah, lalu ia juga menemukan hal-hal baru, mengurangi stres, membuat bahagia, serta memiliki efek pemulihan secara psikologis dan fisik.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, bahkan sudah sejak dalam kandungan, anak sudah mulai bermain-main. Yakni ia mulai bermain dengan tali pusat, ketika lahir mainan pertama yang ia mainkan adalah dirinya sendiri. Begitu ungkap Psikolog Anak, Irma Gustiana M.Psi, S. Psi, dalam acara kumparanMOM Playdate bersama Morinaga di Aromanis Restoran, Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu yang lalu.
"Makanya saat dia berkembang, jempol tangan dan kaki bisa masuk mulutnya. Kemudian mainan kedua adalah bermain bersama ibunya. Kalau ibunya tidak bisa diajak bermain, anak pun tidak happy, kan?" ujarnya.
Lantas, permainan seperti apa yang bisa orang tua lakukan untuk menstimulasi perkembangan fisik dan psikologis balita? Irma menjelaskan ada jenis-jenis permainan dasar yang bisa dimainkan untuk menstimulasi sensorik, motorik, hingga emosi anak balita dalam masa tumbuh kembangnya, Moms.
ADVERTISEMENT
Apa saja?
1. Permainan Sensorimotor (Praktis)
Permainan ini menggunakan semua indera dengan menggunakan jari-jari tangan dan kakinya. Seperti menyentuh, mengeksplorasi benda, berlarian, melompat, meluncur, berputar, melempar bola, menendang, dan masih banyak lagi.
2. Permainan Simbolis (Pura-pura)
Irma mengatakan permainan pura-pura atau sosiodramatis adalah salah satu permainan yang sangat disenangi anak-anak. Hal ini terjadi ketika anak mentransformasikan lingkungan fisik ke suatu simbol, sehingga bersifat dramatis.
"Misalnya anak-anak bermain rumah-rumahan, dokter-dokteran, atau bisa main makeup-makeup-an dan bisa juga main sekolah-sekolahan. Jadi anak sudah punya gambaran seperti apa kalau dia sekolah nanti," kata Irma.
3. Permainan Sosial
Permainan ini melibatkan interaksi sosial dengan teman sebaya. Tapi kalau di rumah ia tidak punya teman sebaya, ibu bisa sering membawanya ke playground, bermain bersama anak tetangga, atau mengajak sepupu-sepupunya agar sosial anak lebih meningkat, Moms.
ADVERTISEMENT
4. Permainan Konstruktif
Permainan ini adalah kombinasi kegiatan sensorimotor berulang dengan representasi gagasan simbolis. Permainan Konstruktif terjadi ketika anak melibatkan diri dalam suasana suatu kreasi, atau konstruksi suatu produk, atau bisa juga suatu pemecahan masalah ciptan sendiri, Moms.
Misalnya Anda mengajak anak bermain bentuk dengan playdough, pasir, kertas, menyusun balok, dan masih banyak lagi.
Nah Moms, sudahkah Anda melakukan semua permainan dasar ini untuk menstimulasi anak? Jika belum, yuk mulai dari sekarang!