Jenis Ruam Virus yang Bisa Dialami Bayi

12 Mei 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruam kulit pada bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ruam kulit pada bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ruam kulit merupakan masalah kesehatan yang umum pada bayi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah pada tubuh bayi. Ruam kulit bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti iritasi, alergi, hingga infeksi virus.
ADVERTISEMENT
Ruam kulit yang disebabkan oleh virus biasanya bersifat sangat menular. Ruam virus pada bayi bisa bermacam-macam jenisnya, tergantung dari virus yang menyebabkan infeksi. Mengenali jenis ruam kulit virus dapat membantu mengurangi risiko pada si kecil, Moms.
Nah, berikut ini adalah beberapa jenis ruam kulit yang disebabkan oleh virus pada bayi.

3 Ruam Virus yang Bisa Dialami Bayi

Ruam kulit pada bayi. Foto: Shutterstock
1. Roseola
Roseola adalah ruam kulit pada bayi usia 6-24 bulan yang disebabkan oleh infeksi virus roseola. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintik merah yang dimulai dari bagian perut, kemudian menyebar ke area tubuh lainnya.
Ruam roseola biasanya muncul setelah bayi demam yang tidak disertai rasa gatal dan bertahan selama beberapa jam hingga dua hari. Penularan virus roseola pun sama seperti penyakit flu, yaitu ketika bayi dan anak-anak kontak langsung dengan penderita, atau memegang benda yang telah terkontaminasi. Hal ini dijelaskan oleh dokter anak, dr. Pooja Parikh, MD, seperti dikutip dari Mom Junction.
ADVERTISEMENT
Ruam roseola biasanya memiliki gejala lain seperti, hidung meler, sakit tenggorokan, hingga ketidaknyamanan perut juga terlihat dalam beberapa kasus. Si kecil mungkin juga mengalami pembesaran kelenjar getah bening di bagian belakang kepala, samping leher dan di belakang telinga bayi.
Krim ruam bayi. Foto: Shutterstock
2. Campak
Campak merupakan infeksi virus rubela, yaitu virus pernapasan yang sangat menular. Ruam campak bisa muncul beberapa hari setelah bayi terinfeksi virus karena masa inkubasi. Kendati demikian, kini kasus campak cenderung berkurang karena adanya imunisasi untuk bayi.
Ruam campak dapat berkembang setelah 3-5 hari sejak timbulnya gejala lain seperti demam, hidung tersumbat, mata berair, juga batuk kering. Ruam biasanya berupa bintik-bintik merah datar yang awalnya muncul di sepanjang garis rambut, kemudian berubah menjadi benjolan yang gatal. Ruam ini bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
3. Cacar air
Menurut dokter medis, dr. Bisny T. Joseph, virus varicella-zoster yang juga dikenal sebagai virus herpes 3 bisa menyebabkan infeksi cacar air pada bayi. Sama halnya dengan campak, cacar air kini tidak umum karena ketersediaan vaksin untuk melawannya. Namun, bayi dan anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi berisiko mengalami penyakit ini.
Ruam kulit pada cacar air berupa benjolan merah (papula), yang awalnya muncul di badan dan wajah lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya. Biasanya, dalam sehari, papula bisa menjadi vesikel kecil berisi cairan atau lepuh yang bisa pecah dan menyebabkan rasa gatal. Kemunculan ruam cacar air biasanya berlangsung selama 1-5 hari, dan mulai hilang pada hari ke-20.