Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Jumlah Anak dengan Autisme Terus Meningkat, Yuk Pahami Gejalanya
16 April 2025 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perhatian yang diberikan pada anak autisme juga bisa berbeda, karena tingkatan autisme yang beragam. Dokter Spesialis Anak, dr. Amanda Soebadi, SpA, Subs Neuro(K), M.Med, mengungkap anak dengan autisme ini membutuhkan dukungan yang tepat sesuai tingkat keparahan.
“Klasifikasi ini sih buatan manusia, level 1, level 2 dan level 3, tapi dalam kenyataannya di dalam level tersebut tingkat beratnya autisme itu bisa bervariasi,” ujar dr. Amanda dalam acara webinar bersama IDAI, Selasa (15/4).
Level Autisme pada Anak
-Level 1
Anak dengan gangguan autisme level 1 memiliki sedikit kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan yang dialami ini minimal membuat mereka membutuhkan sedikit dukungan dalam komunikasi sosial.
“Cukup dia punya teman baik yang bantu dia dalam komunikasi, tapi anaknya biasanya relatif normal dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sosialnya, anak dengan autisme level satu ini memiliki keterbatasan dalam bersosialisasi. Mereka kadang bingung dan tidak paham bagaimana cara mendekati teman. Mereka tidak akan bermain apabila bukan diajak oleh teman-temannya.
-Level 2
Kemudian anak dengan autisme level dua membutuhkan dukungan atau bantuan yang lebih banyak. Anak autisme level dua membutuhkan 'guru bayangan'. Tanpa bantuan ini, mereka bisa berbuat semaunya.
"Karena defisit komunikasi bukan hanya ekspresi, tapi juga dalam menerima instruksi dari gurunya dia juga kesulitan (karena tidak paham),” ujar dr. Amanda.
-Level 3
Sementara anak dengan autisme level tiga membutuhkan dukungan sangat substansial alias lebih banyak. Anak dengan autisme level tiga memiliki kemampuan komunikasi yang sangat terbatas, kemampuan verbal atau bicara hingga dewasa juga terbatas.
ADVERTISEMENT
"Mungkin kemampuan verbalnya atau bicaranya sampai dia dewasa cenderung terbatas, kalau yang paling berat bisa sampai dewasa individu tersebut tidak mampu berkomunikasi dengan bicara dan bahasa," imbuh dr. Amanda.
Keterbatasan Anak dengan Autisme dalam Memahami Informasi
Anak dengan autisme juga memiliki keterbatasan dalam memproses informasi, terutama informasi dalam bentuk bahasa seperti instruksi. Selain itu, anak dengan autisme juga mengalami gangguan fungsi eksekutif.
Gangguan fungsi eksekutif misalnya ketika anak dengan autisme ini memiliki pekerjaan rumah atau PR dari sekolah. Seseorang yang akan mengerjakan PR membutuhkan beberapa langkah, mulai dari mengingat PR hingga mengerjakannya.
"Mengingat-ingat, 'oh ya aku punya PR, PR ku ini', terus langkah kedua mengambil buku atau buka websitenya untuk melihat dan membaca PR-nya. Kemudian, langkah ketiga baru mengerjakan soalnya. Anak dengan autisme tidak dapat berpikir seperti itu," kata dr. Amanda.
ADVERTISEMENT
Selain itu, anak dengan autisme juga mengalami gangguan sensorik integral. Anak dengan autisme sulit fokus ketika mendapat rangsangan sensorik dari sekitarnya. Sehingga dia tidak bisa menilai serta memutuskan hal mana yang harus mendapatkan fokus dan direspons.