Kalau Orang Tua Berkacamata, Akankah Anak Juga?

3 Februari 2018 18:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu dan anak laki-lakinya  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu dan anak laki-lakinya (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Banyak orang ingin tahu, bila mereka berkacamata, apakah anak-anak mereka akan mewarisi kondisi atau masalah mata yang serupa dan kelak akan berkacamata juga?
ADVERTISEMENT
Dikutip kumpuranMom (kumparan.com) dari Find a Top Doc, beberapa kondisi atau masalah mata memang bersifat genetik. Ada yang diyakini dapat menurun pada anak, dan ada yang tidak.
Salah satunya yang dipercaya dapat menurun adalah keratokonus. Ini adalah perubahan bentuk atau penipisan kornea yang terjadi secara bertahap, sehingga bentuk kornea menjadi menonjol atau menyerupai kerucut. Bila Anda memiliki kondisi ini, ada sekitar 10 persen kemungkinan anakpun akan mendapatkannya.
Ilustrasi kacamata (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kacamata (Foto: Pixabay)
Sementara untuk kondisi rabun jauh dan rabun dekat yang membutuhkan kacamata plus atau min, akan lebih sulit diperhitungan risiko menurunnya pada anak.
Kenapa? Karena setiap orang punya latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Ada keluarga yang hanya punya satu orang saja yang berkacamata, ada yang seluruh anggota keluarganya berkacamata dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Yang jelas, jika Anda dan pasangan sama-sama memiliki masalah penglihatan dan perlu memakai kacamata, anak Anda kemungkinan besar akan membutuhkan kacamata juga.
Beberapa kondisi lain yang diyakini turun-temurun adalah:
Strabismus, yang merupakan misalignment atau persimpangan mata.
Amblyopia, umumnya dikenal sebagai mata malas.
Kesalahan bias, yang menyebabkan orang menjadi terlihat dekat atau jauh.
Miopia, atau rabun jauh, adalah kondisi mata dimana Anda dapat melihat objek dari dekat dengan jelas, namun hal-hal yang jauh mungkin tampak buram.
Hiperopia, yang biasa disebut sebagai rabun dekat, adalah istilah umum yang menggambarkan penglihatan yang kabur pada benda-benda yang berada di dekatnya, namun jelas saat Anda melihat sesuatu di kejauhan.
Mata lelah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mata lelah. (Foto: Thinkstock)
Adakah faktor lain yang berkontribusi terhadap masalah penglihatan anak? Ya! Pengaruh lingkungan dan kebiasaan anak sehari-hari memainkan peran yang cukup besar. Misalnya bila anak sering membaca dalam gelap, tiduran atau terlalu dekat.
ADVERTISEMENT
Jadi kondisi atau masalah pada mata dan atau penglihatan anak genetik, lingkungan atau kombinasi keduanya, sih?
Hal-hal ini bergantung pada gen itu sendiri. Jika kedua orang tua memiliki rabun jauh, kemungkinan anak terkena rabun jauh adalah satu berbanding tiga. Namun jika hanya satu saja orang tua rabun jauh, anak memiliki kurang dari satu dari 40 kemungkinan mengalaminya.