Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kapan Anak Boleh Minum Jamu dan Seperti Apa Ketentuannya?
22 Januari 2023 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Karena terlambat dibawa ke rumah sakit, bayi malang itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter. Atas hal menyedihkan yang menimpanya, ibu Y memberikan himbauan pada orang tua lainnya agar tidak sembarangan memberikan obat tradisional jika anaknya sakit.
“Pelajaran buat semua, kalau anak sakit mending langsung dibawa ke RS daripada harus pakai obat tradisional!” ujar Y seperti dikutip dari laman Facebook pribadinya.
Nah Moms, berbicara soal jamu, obat tradisional ini memang sudah dikenal ragam manfaatnya oleh masyarakat. Namun, memang seringnya digunakan oleh orang dewasa, bukan bayi ataupun anak-anak. Lantas, sebenarnya boleh enggak sih bayi atau anak-anak minum jamu?
Kata Dokter soal Pemberian Jamu pada Bayi dan Anak
Perlu dipahami, sebelum memasuki masa MPASI bayi hanya boleh mengkonsumsi ASI setiap harinya. Bahkan pemberian susu formula pun harus disesuaikan dulu dengan kondisi medis, tidak dengan sembarangan. Artinya, pemberian cairan selain ASI atau susu formula pada bayi memang tidak diperbolehkan, Moms.
ADVERTISEMENT
“Sebaiknya tidak memberikan jamu pada batita dan balita. Usia kurang dari 6 bulan hanya boleh diberikan ASI atau susu formula,” ujar dokter spesialis anak, dr. Citra Amelinda, SpA, M.Kes, IBCLC pada kumparanMOM, Kamis (19/1).
Panduan Pemberian Jamu untuk Anak
Menurut panduan MPASI IDAI tahun 2018, orang tua tidak disarankan untuk memberikan jus buah pada anak usia di bawah satu tahun. Sementara, jamu sering kali mengandung bahan-bahan seperti rempah yang memiliki rasa dan bau tajam. Bahkan, madu juga tidak boleh dikonsumsi oleh bayi sebelum usianya di atas satu tahun karena ada risiko penyakit botulisme.
Menurut dr. Citra, memang ada beberapa jenis obat tradisional yang terbukti aman dikonsumsi manusia. Namun biasanya harus lolos uji BPOM dulu dan umumnya diperuntukan bagi orang dewasa.
ADVERTISEMENT
“Ramuan tradisional yang sudah terbukti manusia harus lolos uji BPOM dan terdiri dari tiga jenis yaitu, jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Namun penelitiannya umumnya pada orang dewasa. Jadi, pilih yang sudah ada logo resminya,” lanjut dr. Citra.
Kembali lagi ke kasus bayi yang meninggal akibat jamu, hal ini terjadi karena kurangnya informasi bagi orang-orang yang lebih tua seperti nenek dan kakek soal apa-apa saja yang aman dan tidak aman bagi si kecil. Jadi, memang sangat penting bagi ibu dan ayah memberikan edukasi dan penjelasan secara rinci pada mereka demi kesehatan dan keselamatan buah hatinya.
“(Jelaskan bahwa) bayi bukan dewasa mini. Sehingga yang baik untuk (orang) dewasa belum tentu baik untuk bayi. Jika anak sakit, bawa berobat ke puskesmas terdekat,” pungkas dr. Citra.
ADVERTISEMENT