Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Anak sekaligus Anggota subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), IBCLC menyebut, pertusis merupakan penyakit infeksi bakteri yang sangat menular dan dapat berdampak serius.
Apa saja tanda-tanda batuk berbahaya pada anak?
Tanda-tanda Batuk pada Anak Harus Segera Diperiksakan ke Dokter
Menurut dr. Karyanti, tidak ada patokan berapa lama anak harus dibawa berobat ke dokter apabila batuk.
"Sebenarnya nggak ada patokan berapa, tapi kalau misalnya pada anak dengan penyakit penyerta seperti asma atau bengek yang sampai langsung nyesek, bunyi napasnya ngik ngik ngik, itu enggak bisa ditunda lagi periksa ke dokter," tutur dr. Karyanti dalam konferensi pers Pentingnya Vaksinasi Influenza dan Tdap untuk Ibu Hamil bersama Kalbe di Jakarta Selatan, Rabu (19/2).
ADVERTISEMENT
Kemudian, orang tua juga harus segera mengajak anak yang batuk pertusis ke dokter apabila disertai sesak napas, hidung kembang kempis, bernapas hingga ada tarikan dada, batuk hingga muntah.
Sebab, ada anak yang memiliki alergi berat, kemudian apabila terinfeksi pertusis, maka virus dan bakterinya menyebabkan batuk menjadi parah dan berat. Untuk anak dengan kondisi ini, sebaiknya orang tua langsung segera membawanya ke dokter atau rumah sakit ya, Moms.
"Kalau sudah batuk biasanya anak itu refleks muntah, jadi biasanya kalau udah tengah malem, sprei itu penuh basah, ganti bolak-balik. Jadi siapkan baskom kalau sampai muntah ya," ujar dr. Karyanti.
Tetapi, orang tua masih bisa menunda ke dokter kalau anak dengan batuk pertusis masih bisa main dan ceria. Teruma bila batuk terjadi hanya sekali atau dua kali.
ADVERTISEMENT
Batuk pertusis ini rentan dialami oleh bayi di bawah dua bulan. Sebab, pada usia itu bayi belum memiliki kekebalan tubuh yang baik
“Kasus pertusis paling tinggi terjadi pada bayi di bawah satu tahun, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Apalagi jika di rumah ada kakak atau anggota keluarga lain yang tidak divaksinasi, risiko penularan semakin besar,” tutup dr. Karyanti.