Kapan Depresi Postpartum Bisa Terjadi pada Ibu Setelah Melahirkan?

28 April 2022 19:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui alami depresi postpartum. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui alami depresi postpartum. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setelah melahirkan, beberapa ibu mungkin saja mengalami perubahan mood akibat tanggung jawab baru yang harus dijalani. Ya Moms, masa-masa awal setelah melahirkan memang bisa menjadi tantangan tersendiri untuk sebagian ibu. Tak sedikit dari mereka mengalami baby blues atau perubahan suasana hati yang tidak menentu.
ADVERTISEMENT
Umumnya, baby blues akan membaik sampai bayi berusia dua minggu. Namun, apabila kondisi itu terjadi lebih lama dan semakin memburuk, bisa jadi ibu mengalami depresi postpartum. Ya, depresi postpartum bisa menimbulkan masalah lain. Misalnya saja, ibu merasa stres karena jam tidurnya berkurang, hingga bayi yang menolak menyusu. Tak hanya itu, ibu yang mengalami depresi postpartum juga kerap merasa kesepian, sedih, dan mudah tersinggung.
Ilustrasi depresi pada ibu usai melahirkan. Foto: Shutter Stock
Depresi postpartum sendiri dialami oleh 10 persen ibu usai melahirkan. Meskipun belum diketahui penyebab pastinya, tetapi terjadinya penurunan hormon estrogen dan progesteron disinyalir bisa menjadi penyebabnya. Selain itu, ibu yang pernah mengalami depresi juga berisiko lebih tinggi mengalami depresi postpartum.
Lantas, kapan depresi postpartum bisa terjadi pada ibu setelah melahirkan?
ADVERTISEMENT

Kapan Depresi Postpartum Terjadi Setelah Melahirkan?

Mengutip laman resmi American College of Obstetricians and Gynecologists, depresi postpartum biasanya dimulai sejak satu sampai tiga minggu usai melahirkan.
Depresi pascamelahirkan biasanya tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Kondisi ini dapat membaik bila diberikan penanganan yang tepat. Jika tidak, depresi postpartum akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu jangka panjang.
Depresi postpartum hanya dapat diatasi dengan pemeriksaan dokter. Kemungkinan dokter akan menyarankan ibu untuk konsultasi ke psikolog atau psikiater. Jika perlu, psikiater akan meresepkan obat antidepresan yang perlu dikonsumsi selama beberapa waktu.
Ilustrasi ibu pascamelahirkan konsultasi ke psikolog/psikiater. Foto: Shutter Stock
Dikutip dari Parents, semakin lama ibu mengalami depresi postpartum, maka semakin besar kemungkinan ibu mengalami depresi kronis. Di samping itu, mayoritas ibu menderita depresi berat terjadi pada bulan kedua dan kedelapan pascamelahirkan, dan terus mengalami depresi hingga 10 tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Jadi, bila ibu mengalami perubahan suasana hati yang tak kunjung membaik, jangan ragu untuk segera konsultasi dengan dokter atau psikolog. Sebab, bila tidak segera diatasi, kondisi itu akan berpengaruh pada kesehatan mental ibu.