Kapan Ibu Menyusui Perlu Berhenti Puasa?

17 Maret 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui.  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum memutuskan untuk ikut puasa Ramadaan, ibu menyusui perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya. Selain itu, usia bayi juga biasanya menjadi bahan pertimbangan dokter untuk mengizinkan ibu bisa berpuasa atau tidak.
ADVERTISEMENT
Jika dokter sudah mengizinkan pun, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar menyusui sambil puasa bisa berjalan dengan lancar. Misalnya saja dengan tetap memenuhi asupan nutrisi dan cairan, agar tubuh tetap bugar selama berpuasa.
Umumnya, dokter juga akan menyarankan agar ibu menyusui tidak berpuasa jika merasa tubuhnya sudah tidak sanggup lagi. Lantas, kapan ibu menyusui perlu berhenti berpuasa?

Bilamana Ibu Menyusui Perlu Berhenti Puasa?

Ibu menyusui makan makanan pedas. Foto: Phoderstock/Shutterstock
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi, dr. Nabila Rahmania, IBCLC menjelaskan, ibu menyusui sebaiknya mempertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan untuk ikut berpuasa. Apabila muncul tanda-tanda dehidrasi pada ibu maupun bayi di tengah waktu puasa, sebaiknya segera membatalkannya.
“Apabila ada tanda-tanda dehidrasi pada ibu (buang air kecil berkurang, lemas, pusing) maupun anak (buang air kecil jarang, menangis terus, berat badan turun), sebaiknya ibu menghentikan puasanya,” jelas dr. Nabila saat dihubungi kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, kapan pun Anda merasa lemas karena merasa dehidrasi saat berpuasa jangan ragu untuk membatalkannya. Menurut dr. Nabila, dehidrasi dapat terjadi apabila asupan cairan ibu berkurang karena puasa. Jadi, alangkah baiknya untuk memastikan kebutuhan cairan tercukupi dengan minum air minimal 2 liter per hari jika memang ingin berpuasa.
“Pastikan kebutuhan cairan tercukupi dengan minum air minimal 2 liter per hari, yang dicicil antara waktu berbuka hingga sahur,” lanjut dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah tersebut.
Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Laktasi, dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, juga menyarankan ibu menyusui agar ibu mengonsumsi cairan yang mengandung sedikit gula dan elektrolit.
“Cairan yang mengandung sedikit gula dan elektrolit lebih disarankan untuk rehidrasi tubuh. Mereka juga dianjurkan mengonsumsi makanan alami yang berenergi tinggi misalnya kurma agar kondisi tubuh ibu menyusui tetap prima,” kata dr. Wiyarni.
ADVERTISEMENT