Kapan Sebaiknya Jelaskan soal Pubertas pada Anak dan Bagaimana Caranya?

7 Maret 2023 12:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak praremaja. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak praremaja. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang tua, membicarakan tentang pubertas kepada anak mungkin terasa canggung. Namun bagaimana pun penting untuk menjelaskan soal pubertas kepada si kecil sebelum ia mendengar dari pihak lain, Moms. Sebab informasi yang ia terima bisa saja tidak benar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, membicarakan soal pubertas pada anak juga bisa membuatnya lebih terbuka. Si kecil jadi tahu bahwa ia bisa mengungkapkan apa pun kepada orang tuanya. Informasi soal pubertas ini juga bisa membuatnya terhindar dari pelecehan seksual.
Bahkan para ahli menyarankan agar orang tua membicarakan pubertas kepada anak sejak dini, bukan saat mendekati usia pubertas. "Percakapan tentang pubertas dapat dimulai jauh lebih awal dari yang kita pikirkan," kata dokter spesialis anak dan remaja yang juga jubir American Academy of Pediatrics (AAP), Hina J. Thalib , MD.
Tapi kapan waktu yang tepat untuk memulainya, ya? Apa yang harus dijelaskan pada anak pada awal obrolan soal pubertas? Simak dalam penjelasan berikut ini.

Kapan Mulai Jelaskan soal Pubertas pada Anak

Menurut terapis perkawinan dan keluarga berlisensi di New York, Paul Hokemeyer , LMFT, PhD, pubertas ditandai dengan perubahan internal dan eksternal yang signifikan.
ADVERTISEMENT
"Secara internal, tubuh anak-anak mulai berubah dan membuat mereka kewalahan. Secara eksternal, pubertas ditandai dengan periode di mana anak-anak menjadi sangat sadar akan penampilan mereka dan pendapat orang lain tentang mereka," ujarnya.
Ilustrasi mainan untuk anak saat mandi. Foto: shupian/Shutterstock
Moms, obrolan soal pubertas bisa dimulai saat si kecil masih bayi atau balita dengan menggunakan istilah anatomi yang benar. Misalnya menyebut alat kelamin laki-laki dengan penis dan perempuan dengan vagina, bukan dengan istilah lain.
"Hindari memunculkan anggapan memalukan tentang alat kelamin dan anggota tubuh lain, melainkan sebagai bagian alami dari manusia," kata dokter spesialis anak dan kesehatan remaja di UW Health Kids Madison, Wisconsin, Amerika Serikat, Dr. Ruedinger.
Biasanya, pubertas dimulai pada usia 11 atau 12 tahun. Tetapi bisa juga lebih cepat sejak usia 8 tahun atau justru lebih lambat hingga usia 14 tahun dan setelahnya. Kuncinya adalah menormalkan pembicaraan tentang tubuh, percepatan pertumbuhan, dan seksualitas, Moms. Tekankan bahwa setiap orang bertumbuh dan waktunya bisa berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
"Apakah anak-anak menunjukkannya atau tidak, mereka sudah tahu bahwa tubuh mereka sedang berubah," kata Dr. Thalib.
Ilustrasi Ibu dan anak laki-laki. Foto: Shutter Stock
Bagaimana jika anak sudah pubertas dan Anda belum pernah membuka percakapan soal itu? Menurut Dr. Thalib, tak ada kata terlambat dalam membicarakan pubertas pada anak, kok!
"Bahkan jika anak Anda telah melewati masa pubertas, mereka mungkin masih memiliki pertanyaan," kata Dr. Thalib. Jadi, terus sediakan lingkungan yang terbuka dan ramah di mana topik ini dapat didiskusikan.

Tips Berbicara Tentang Pubertas Sesuai Usia Anak

Hal pertama yang paling penting adalah jawab pertanyaan anak dengan jujur, Moms. Namun jelaskan sesuai usia anak.
"Terkadang sebagai orang dewasa, kita menginterpretasikan pertanyaan menjadi lebih besar dari yang diinginkan anak," kata Dr. Ruedinger.
ADVERTISEMENT
Misalnya, jika anak bertanya dari mana seorang bayi berasal, biasanya mereka tidak bertanya tentang mekanisme seks. Menurut Dr. Ruedinger, anak hanya perlu tahu bahwa ia sebelumnya tumbuh di dalam perut ibu.
"Dengan anak yang lebih kecil, Anda dapat menjelaskan bahwa suatu saat tubuh mereka akan berubah dari tubuh anak kecil menjadi tubuh orang dewasa," kata Dr. Ruedinger.
Ilustrasi mencukur berewok. Foto: Shutterstock
Selipkan percakapan soal pubertas lewat obrolan santai sehari-hari. Misalnya saat ibu memakai deodoran atau jika mereka bertanya mengapa orang dewasa mencukur bulu kaki.
"Gunakan situasi itu sebagai kesempatan untuk menyampaikan ide-ide ini, sehingga mereka tahu apa yang diharapkan secara fisik dan kognitif saat pubertas terjadi pada mereka," tuturnya.
Dr. Ruedinger menyebut, dengan terbiasa membicarakan soal pubertas secara terbuka, anak akan lebih paham dan terpatri di dalam benaknya. Ketimbang menunggu anak memasuki usia pubertas dan memulai menjelaskan dari awal yang mungkin justru membuat situasi jadi canggung. Setuju, Moms?
ADVERTISEMENT