Kata Ahli soal Tekstur MPASI yang Tepat untuk Bayi Usia 6 Bulan

5 Maret 2022 12:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi makan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi makan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Memasuki usia 6 bulan, bayi perlu mendapat tambahan nutrisi dari MPASI . Ya Moms, saat memberikan MPASI, pastikan bahwa makanan yang diberikan mengandung ragam nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan juga lemak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perhatikan juga porsi MPASI yang diberikan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), banyaknya energi tambahan yang diperlukan dari MPASI adalah sebanyak 200 kilo kalori per hari.
Untuk bayi 6-9 bulan, porsi makan yang bisa diberikan adalah 3 sendok makan hingga setengah mangkuk ukuran 250 ml. Selain itu, untuk frekuensi makanannya, berikan 2-3 kali makan besar, dan 1-2 kali makanan selingan.
Kemudian, pastikan tekstur MPASI yang diberikan sesuai dengan tahap perkembangannya, Moms. Lantas, seperti apa tekstur MPASI yang tepat untuk bayi 6 bulan?

Kata Ahli soal Tekstur MPASI Bayi 6 Bulan

bayi makan Foto: Shutterstock
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Wiyarni Pambudi SpA, IBCLC, tekstur MPASI bayi 6 bulan harus halus. Disesuaikan dengan perkembangan oromotornya. Namun pastikan tidak cair ya, Moms.
ADVERTISEMENT
"Mulai usia 4 bulan, bayi bisa menggunakan lidah untuk memindah makanan dalam rongga mulut dan belajar gerakan mengunyah. Jadi, menu MPASI yang cocok untuk perkenalan makanan padat adalah tekstur lumat kental bukan cair," jelasnya kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Kemudian antara usia 6-12 bulan, tekstur makanan bertahap ditingkatkan. Harus semakin kasar sehingga usia 12 bulan, bayi sudah bisa makan menu keluarga.
Ilustrasi bayi diberi makan sambil tiduran. Foto: Shutterstock
Berikut tekstur MPASI harus diberikan kepada bayi menurut IDAI:
ADVERTISEMENT
Jadi, jangan lupa untuk meningkatkan tekstur MPASI si kecil. Jangan ditunda-tunda, karena dapat memberikan beberapa manfaat, seperti membantu perkembangan fungsi oromotor, yakni rongga mulut, lidah, hingga rahang.
“Kalau ditunda-tunda, bisa memicu otot-otot (oromotor) tersebut kurang berkembang,” pungkas dr. Wiyarni.