Kata Dokter: Mitos Efek Samping Masih Jadi Tantangan Pelaksanaan Vaksinasi

1 Mei 2024 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kata Dokter: Mitos Efek Samping Masih Jadi Tantangan Pelaksanaan Vaksinasi. Foto: Komsan Loonprom/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kata Dokter: Mitos Efek Samping Masih Jadi Tantangan Pelaksanaan Vaksinasi. Foto: Komsan Loonprom/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Vaksinasi merupakan salah satu penemuan penting, karena bisa mencegah anak dari penyakit berbahaya. Meski begitu, ada saja tantangannya yang membuat pelaksanaan vaksinasi belum bisa berjalan mulus.
ADVERTISEMENT
Dokter umum, dr. Alfi Auliya MKM, C.DCAP, memaparkan salah satu tantangan terbesar dalam pelaksanaan vaksinasi, yakni stigma di masyarakat atau mitos mengenai efek samping yang terjadi.
Ya Moms, hingga kini masih ada masyarakat yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian.
"Tantangan terbesar adalah mitos. Stigma di masyarakat jangan vaksin, efeknya jangka panjang. Jadi sebenarnya tidak ada penelitian valid yang menyatakan vaksinasi menyebabkan kematian," tutur Dokter Alfi dalam acara “Edukasi Promotif dan Preventif Jadi Kunci Wujudkan Indonesia Sehat” di Jakarta Pusat, Selasa (30/4).

Vaksinasi Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan Anak

Vaksinasi sangat baik untuk diri sendiri dan orang lain. Ya, Moms, meski vaksinasi tidak menjamin 100% untuk kekebalan tubuh, tetapi dapat meringankan gejalanya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi vaksin. Foto: Shutter Stock
dr. Alfi juga menegaskan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berupa demam atau nyeri di sekitar area yang disuntik adalah hal wajar terjadi usai vaksinasi.
Umumnya setelah divaksin, dokter akan memberikan obat parasetamol untuk jaga-jaga jika timbul demam atau nyeri. Pada anak-anak, pemberian parasetamol juga bisa diberikan jika si kecil rewel setelah vaksinasi.
‘’Jika gejala-gejala semacam itu muncul setelah menjalani vaksinasi, maka pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter agar bisa diberi obat pereda demam maupun nyeri,’’ ujarnya.
Ilustrasi vaksin COVID-19 atau vaksin corona untuk anak. Foto: Shutterstock
Sebelum pemberian vaksinasi, dokter biasanya juga akan memeriksa kondisi tubuh dan kesehatan anak dulu, apakah ada demam atau tidak misalnya.
"Itu adalah salah satu rangkaian untuk menandakan tubuh siap divaksin, karena vaksin adalah komponen virus yang dilemahkan masuk ke tubuh. Jadi, kalau lagi nggak fit, demam, diare, batuk pilek, itu nggak boleh divaksinasi," kata dr. Alfi.
ADVERTISEMENT
Jadi, sebelum ajak anak mendapatkan vaksinasi, pastikan kondisi tubuh si kecil sehat, ya.