Kata Dokter tentang Kondisi Kesehatan Ibu yang Sebabkan Bayi Prematur

6 November 2021 11:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kata Dokter tentang Kondisi Kesehatan Ibu yang Sebabkan Bayi Prematur. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kata Dokter tentang Kondisi Kesehatan Ibu yang Sebabkan Bayi Prematur. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayi disebut prematur bila lahir saat usia kehamilan belum memasuki cukup bulan, yaitu 40 minggu. Artinya, seorang ibu terpaksa melahirkan saat usia kandungannya masih berusia kurang dari 37 minggu. Bayi prematur memerlukan perawatan khusus dan umumnya akan mengalami masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan bayi di dalam kandungan yang belum sempurna juga menyebabkan ukuran bayi prematur lebih kecil, bahkan beratnya terkadang tak sampai 1.000 gram.
Lantas apa penyebab kelahiran prematur? Ada beberapa faktor, Moms. Namun menurut DR. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) salah satu faktor utama penyebab bayi lahir prematur adalah dari sang ibu sendiri.

Kesehatan Ibu dan Risiko Bayi Lahir Prematur

Kesehatan Ibu dan Risiko Bayi Lahir Prematur. Foto: Shutterstock
Kepada kumparanMOM, dr. Rina menjelasakan, gangguan kesehatan yang ibu memiliki atau alami bisa berakibat buruk pada bayi dan membuat bayi perlu dilahirkan lebih cepat.
"Misalnya ibunya mempunyai tekanan darah tinggi mencapai 200, maka ibu mengalami kejang-kejang dan pembuluh darah bisa pecah. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, lebih baik bayi dikeluarkan lebih awal meskipun kondisi janin baik-baik saja," ungkap dr. Rina.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kurangnya nutrisi yang cukup saat hamil juga bisa menjadi penyebabnya. Misalnya, bila ibu mengalami kekurangan vitamin D yang bisa memicu pre-eklampsia dan akhirnya menyebabkan bayi prematur.
Faktor Penyebab Bayi Prematur: Kesehatan ibu, kondisi bayi dan plasenta. Foto: Shutterstock
Selain kondisi kesehatan ibu, menurut dr.Rina kondisi bayi di dalam kandungan dan plasenta juga menjadi faktor yang sangat menentukan.
"Terkadang ibunya tidak masalah tapi bayinya yang justru menimbulkan masalah. Misalnya saja, pertumbuhan bayi yang tidak stabil saat berada di dalam kandungan. Air ketuban sudah semakin sedikit, tapi berat badan janin tidak naik atau bahkan semakin turun, misalnya hanya berada di angka 1.200 gram. Jika hal ini terjadi, maka bayi harus dilahirkan prematur karena bisa berbahaya jika terus dibiarkan di dalam kandungan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara soal plasenta, dr.Rina menjelaskan, plasenta harus segar dan bagus.
"Kalu sang ibu justru malah mengalami pengapuran plasenta sehingga makanan yang masuk hanya masuk ke ibunya semua sedangkan bayinya tidak mendapatkan makanan yang cukup sehingga hal ini pun menjadi berbahaya," pungkasnya mengakhiri perbincangan.