Kata Psikolog soal Anak Yatim Gantung Diri karena Di-bully: Ajari Anak Perbedaan

3 Maret 2023 17:07 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kata Psikolog soal Anak Yatim Gantung Diri karena Di-bully: Ajari Anak Perbedaan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kata Psikolog soal Anak Yatim Gantung Diri karena Di-bully: Ajari Anak Perbedaan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang siswa SD berinisial MR (11) di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, meninggal dunia dengan cara gantung diri. Ia diduga mengakhiri hidupnya gara-gara sering di-bully oleh teman-temannya. Miris sekali ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan polisi, teman-teman MR sering merundungnya karena ayahnya telah meninggal. Menurut keterangan sang ibu, MR beberapa kali pulang sekolah dengan keadaan murung.
"Kata ibunya, kalau dia pulang, ngambek tidak menyapa, berarti sedang dongkol. Pernah ditanya sama ibunya, katanya begitu karena di-bully teman-temannya karena dia anak yatim," jelas Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi.

Dampak Bullying pada Anak dan Pentingnya Hargai Perbedaan

Nah Moms, tindakan bullying apa pun pada anak tidak dibenarkan. Menurut Psikolog dan Co-Founder Rumah Dandelion, Binky Paramitha, M.Psi., Psikolog, anak yang mengalami bullying bisa tersakiti secara fisik dan mental, lalu mengalami perasaan tidak aman, cemas, stres, hingga depresi. Selain itu, keseharian anak baik di rumah, sekolah, dan lingkungan lainnya juga dapat terganggu. Dan terakhir, self esteem (pandangan terhadap diri sendiri) menjadi rendah.
Ilustrasi anak sedih, anak stres, anak jadi korban bully. Foto: Shutterstock
Berkaca dari kasus MR, orang tua juga perlu mengajarkan anaknya tentang perbedaan. Ya, karena setiap anak bisa memiliki kondisi keluarga yang berbeda-beda, salah satunya bila keluarganya tidak lengkap.
ADVERTISEMENT
"Anak perlu dikenalkan mengenai perbedaan. Bahwa setiap keluarga bisa saja berbeda-beda dan itu baik-baik saja. Ada yang keluarga punya ayah ibu, ada yang anaknya banyak, ada yang anak tunggal, ada yang salah satu orang tua/keduanya sudah meninggal atau bercerai. Setiap hal yang berbeda itu bukan berarti buruk," ungkap Binky kepada kumparanMOM.
Untuk menghindari anak memanggil sebutan 'anak yatim' dan sejenisnya, Anda bisa lho memulai kebiasaan baik dari lingkungan rumah sendiri! Hindari menyematkan julukan yang tidak perlu pada si kecil. Karena tanpa disadari anak bisa menyematkan julukan-julukan tersebut di lingkungan sekitarnya, yang mungkin bisa berdampak buruk pada orang lain.
"Karena sesama manusia perlu saling menghargai. Berikan contoh langsung di keluarga, tidak dengan mudah memberikan komentar yang tidak pantas pada orang lain, misalnya, termasuk juga memberikan julukan-julukan pada anak kecil di rumah. Misalnya: si tembem, si ndut, dan sebagainya," kata dia.
ADVERTISEMENT

Membantu Anak Agar Tidak Menjadi Korban Bullying

Ilustrasi ibu memeluk anak yang sedih dan kecewa. Foto: Shutter Stock
Nah Moms, yang tidak kalah penting, Anda perlu mengajari anak agar terhindar menjadi korban bullying. Langkah-langkah yang bisa dilakukan orang tua menurut Binky antara lain:
Yuk Moms, terapkan nilai-nilai baik bagi anak di rumah agar selalu menjadi pribadi yang baik!