news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kebiasaan Balita Menggertakkan Gigi saat Tidur, Apakah Berbahaya?

14 Maret 2025 14:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Menggertakkan Gigi saat Tidur. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Menggertakkan Gigi saat Tidur. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kebiasaan tidur anak balita perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah tertidur dalam kondisi mulut terbuka atau bahkan menggertakkan giginya. Sebab, kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan gigi si kecil. Dan salah satu yang Anda perlu pahami adalah bruxism atau menggertakkan gigi.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, coba perhatikan, apakah balita Anda ketika tertidur terdengar suara 'kretek kretek' dari mulutnya?
Menurut dokter gigi anak, drg. Joshua Calvin, Sp.KGA, bruxism terjadi pada sebagian besar anak balita, terutama ketika ia sedang mengalami proses tumbuh gigi.
"Karena pada saat gigi sedang tumbuh, mereka sedang mencari gigitan yang nyaman, sehingga mereka suka menggertakkan gigi," ujar drg. Joshua kepada kumparanMOM.
Meski sebenarnya normal terjadi, tetapi apakah kondisi ini bisa jadi berbahaya? Jawabannya, ada kemungkinan itu, Moms. Mengapa?

Kebiasaan Menggertakkan Gigi yang Bisa Menjadi Masalah Kesehatan Gigi pada Anak

Ilustrasi Anak Menggertakkan Gigi saat Tidur. Foto: Shutterstock
drg. Joshua menjelaskan, bruxism yang berkepanjangan justru bisa memicu masalah kesehatan gigi pada si kecil, baik dari segi durasi, frekuensi atau intensitasnya. Salah satu akibatnya adalah gigi anak akan menjadi aus atau rata.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, lama-kelamaan emailnya menipis sehingga gigi bisa menjadi ngilu. Penyebab lainnya adalah anak sedang terlalu excited, terlalu sedih, stres, atau cemas. Atau memang, misalnya, ada masalah alergi atau masalah pernapasan yang bisa menjadi pemicu dari bruxism," jelas dia.
Apakah masalah bruxism pada anak bisa diselesaikan? Tenang saja, karena bila segera mendapatkan perawatan yang tepat, berbagai masalah kesehatan gigi tersebut bisa ditangani.
Cara pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengubah posisi tidur balita, dengan cara tubuhnya lebih dimiringkan.
"Solusi sederhananya adalah coba tidurnya dimiringkan, bantalnya diganjal di punggungnya. Karena biasanya intensitas bruxism akan berkurang pada saat mereka tidurnya miring," ujar drg. Joshua.
Cara lainnya adalah dengan memeriksakan balita Anda ke dokter gigi anaknya. Terutama bila Anda merasa frekuensi anak tidur sambil menggertakkan giginya sudah terlalu sering, atau ketika giginya sudah terlihat aus atau rata. Waspada juga bila ketika usia balita sudah lebih dari tiga tahun namun pertumbuhan gigi susunya belum selesai.
ADVERTISEMENT
"Nanti bisa dinilai apakah tingkat kerusakannya sudah mengkhawatirkan sehingga memang perlu diberikan sebuah alat, yang tujuannya untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin akan terjadi," tegas drg. Joshua.
Ia mengingatkan, bila bruxism pada anak balita tidak kunjung mendapat penanganan, maka dikhawatirkan bisa berbahaya bagi pertumbuhan gigi permanennya kelak.
"Kalau sampai ini [bruxism] terjadi di gigi permanen, maka bruxism juga bisa merusak giginya bila sampai terjadi berkepanjangan," pungkasnya.