Kebijakan yang Harus Ada saat Sekolah Kembali Dibuka
ADVERTISEMENT
Tiga bulan terakhir ini, dunia pendidikan menerapkan sistem pembelajaran yang cukup berbeda dari biasanya. Sekarang, para guru, siswa, maupun orang tua harus mempersiapkan diri jika sekolah kembali dibuka.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Dr. Muhammad Hasbi, Direktur PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberikan beberapa strategi pendidikan menuju masa new normal , Moms. Apa saja?
1. Kapasitas siswa
Menurutnya, jika sekolah kembali dibuka yang harus diperhatikan salah satunya ialah kapasitas jumlah murid itu sendiri. Ini sebagai salah satu upaya agar tak ada terjadi gelombang kedua soal penyebaran virus corona .
Kemudian beberapa hari berselang, tepatnya pada Senin (15/6) lalu, Mendikbud Nadiem telah menyebut total siswa dalam satu kelas saat sekolah akan kembali dibuka. "Maksimal 18 peserta didik untuk pendidikan dasar dan menengah, dan untuk SLB jaga jarak minimal 1,5 meter dan maksimal 5 peserta didik per kelas. PAUD jaga jarak 3 meter dan maksimal 5 peserta didik per kelas," kata Nadiem.
ADVERTISEMENT
2. Terapkan protokol kesehatan
Para guru maupun siswa harus menerapkan protokol kesehatan selama berada di sekolah . Ini jelas tidak bisa ditawar lagi, Moms.
"Kebijakan mengenai cuci tangan, kebijakan mengenai physical distancing, kebijakan mengenai penyemprotan ruang kelas, kebijakan menggunakan hand sanitizer, dan seterusnya adalah kebijakan standar yang akan diterapkan ketika sekolah mulai dibuka," ucap Dr. Hasbi dalam Webinar bertema 'Problematika Orang Tua dan Anak Kembali Sekolah di Masa New Normal' yang dihelat di YouTube Kovid Psikologi Channel, beberapa waktu lalu.
3. Tidak semua sekolah akan dibuka serentak
Yang pertama kali diizinkan untuk sekolah kembali dibuka adalah sekolah yang berada di zona hijau. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa di situasi pandemi ini terdapat beberapa zona, mulai dari zona merah, hijau, kuning, hingga hitam.
ADVERTISEMENT
Zona hijau sendiri diartikan sebagai sebuah wilayah yang tak ada kasus atau penyebaran virus corona di tempat tersebut. Itu artinya, aktivitas seperti biasa sudah bisa berjalan dengan normal. Namun, mereka yang berada di zona hijau ini juga tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
"Bagi sekolah yang belum diizinkan untuk membuka kembali sekolahnya, maka pembelajaran jarak jauh tetap menjadi pilihan yang tetap harus dilaksanakan. Sebaliknya, di zona hijau maka pilihan pembelajaran tatap muka, pilihan blended -pilihan tatap muka dengan jarak jauh kemudian menjadi pilihan-pilihan yang dapat diambil tergantung kepada penilaian kepala sekolah yang bersangkutan."
"Tentu, dinas pendidikan tidak dapat memaksa sekolah ini apakah harus dibuka sesuai dengan kebijakan tadi," sambung Dr. Hasbi.
4. Pencapaian kurikulum lebih fleksibel
Adapun selama sistem belajar dari rumah hingga masuk ke masa transisi masuk ke era new normal, pencapaian kurikulum pun diharapkan dapat lebih fleksibel. Dr. Hasbi menuturkan bahwa para guru atau lembaga pendidikan, tak akan menuntut siswa untuk mencapai target sesuai dengan kurikulum sebagaimana saat masa normal. Artinya, semuanya harus tetap disesuaikan hingga kondisi kembali membaik.
5. Komunikasi yang lancar antara pihak sekolah dan orang tua
Dan yang terpenting adalah, hubungan atau komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua murid dapat berjalan dengan lancar. Ya Moms, di masa pandemi ini penting sekali untuk Anda dapat menjalin hubungan dengan para guru si kecil, agar proses pembelajarannya juga dapat berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Di masa pandemi ini kita baru menyadari, bagaimana pentingnya relasi antara sekolah dan keluarga. Karena relasi yang baik akan mampu membangun resiliensi dalam menghadapi pandemi seperti ini," tutupnya.