news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kebutuhan Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak

22 Maret 2022 12:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui relaktasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui relaktasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah periode kritis masa pertumbuhan anak. 1000 HPK dimulai sejak masa kehamilan sampai usia anak mencapai dua tahun. Pemberian nutrisi pada 1000 HPK harus tepat dan optimal.
ADVERTISEMENT
Asupan nutrisi pada 1000 HPK sangat berpengaruh untuk perkembangan dan pertumbuhan organ tubuh, terutama organ otak pada anak. Nutrisi berupa sumber gizi kompleks yang dibutuhkan anak pada 1000 HPK terdiri dari makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien atau nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar berupa protein, karbohidrat, serta lemak. Ketiganya dapat membentuk energi pada tubuh dan membuat tubuh lebih bertenaga.
Sementara itu, mikronutrien yang merupakan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, berperan dalam melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis. Beberapa nutrisi mikro yang diperlukan adalah zat besi, asam lemak tak jenuh seperti omega 3 dan omega 6, zinc, kolin, folat, yodium, kalsium, dan vitamin A, B6, dan B12.
Tapi Moms, perlu diketahui bahwa jumlah nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dan orang dewasa berbeda, ya. Salah satunya sumber lemak yang dibutuhkan. Saat usia enam bulan hingga dua tahun, si kecil disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan yang mengandung sumber lemak, sementara untuk orang dewasa harus dibatasi.
ADVERTISEMENT
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama pascalahir merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan untuk pemenuhan nutrisi anak. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi. Namun, tidak semua Ibu bisa langsung memberikan ASI eksklusif karena berbagai kondisi tertentu.
Lantas, apakah bisa ASI diganti dengan susu formula atau air tajin?
Ilustrasi ibu memompa ASI atau pompa ASI. Foto: Shutter Stock
Ya Moms, Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah air tajin atau air hasil rebusan beras. Kabarnya, pemberian air tajin dapat dijadikan alternatif pengganti ASI jika Ibu tidak bisa memberikan ASI eksklusif.
Menanggapi hal itu, dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) selaku dokter spesialis anak mengatakan bahwa pemberian air tajin sebagai pengganti ASI tidak diperbolehkan. Kandungan protein, lemak, vitamin, dan mineral yang terdapat di air tajin tidak sesuai dengan yang dibutuhkan bayi sehingga berpotensi terjadinya gagal tumbuh, malnutrisi, serta defisiensi zat mikro dan makro dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Alternatif lain yang dapat dilakukan untuk memenuhi nutrisi bayi adalah dengan memberikan susu formula sesuai ketentuan World Health Organization (WHO). Tapi Moms, sebaiknya juga dikonsultasikan ke dokter anak masing-masing, ya.
Ilustrasi bayi menolak makan atau MPASI. Foto: Shutterstock
Saat usia bayi enam bulan, kebutuhan nutrisinya sudah tidak cukup jika hanya mengandalkan ASI. Sesuai ketentuan WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), makanan pendamping ASI (MPASI) bisa diberikan pada usia tersebut untuk menambah nutrisi dan energi bayi. Namun, ada beberapa faktor yang memungkinkan untuk pemberian MPASI di usia empat hingga lima bulan, misalnya terdapat indikasi medis yang telah dievaluasi dan disetujui oleh dokter anak.
“Pemberian MPASI pada bayi harus adekuat. Kenapa? Karena dalam kandungan itu sudah mencakup jumlah nutrisi yang dibutuhkan bayi,” jelas dr. Meta dalam live Instagram Kementerian Kesehatan berjudul QnA Rabu Sehat: Mitos dan Fakta Asupan Nutrisi pada 1000 HPK.
ADVERTISEMENT
Menu makanan MPASI adekuat terdiri dari 35 sampai 60 persen karbohidrat, 10 sampai 15 persen protein hewani, dan 30 sampai 45 persen sumber lemak. Tapi, semua dihitung dan disesuaikan berdasarkan total kebutuhan kalori masing-masing anak, ya, Moms.
Selain MPASI menu lengkap, juga ada istilah menu MPASI empat bintang. Apa itu?
Menu MPASI empat bintang mengandung sumber karbohidrat, sayur-sayuran, protein hewani, protein nabati berupa kacang-kacangan sebanyak 10 persen, dan buah sebanyak 25 persen. Menurut dr. Meta, menu MPASI empat bintang tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi karena tidak dapat memenuhi nutrisi bayi, terutama tidak terdapat sumber lemak dalam kandungannya. Sementara sumber lemak sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan bayi.
Penelitian multicenter yang dilakukan beberapa daerah di Indonesia beberapa tahun lalu, menunjukkan bahwa masalah makan pada anak paling sering disebabkan oleh praktik memberikan makan yang kurang tepat. Akibatnya, dapat menghambat pertumbuhan anak.
Ilustrasi bayi menolak makan atau MPASI. Foto: Shutterstock
Disiplin dalam menerapkan pola atau aturan makan merupakan kunci penting untuk mencegah masalah makan pada anak. Hal itu dilakukan untuk memberikan sinyal rasa lapar dalam dirinya dan menghindari gangguan Gangguan Tutup Mulut (GTM). Tipsnya, coba lakukan hal ini ya, Moms:
ADVERTISEMENT
- Berikan 2 - 3 kali makanan utama sehari
- Berikan 1 - 2 kali camilan sesuai selera
- Tidak boleh ada distraksi saat makan, seperti sambil bermain ataupun nonton
- Membatasi durasi makan maksimal 30 menit, makanan habis atau tidak harus tetap selesai
Nah Moms, jangan lupa konsultasi rutin ke dokter anak masing-masing, ya, untuk mengevaluasi pertumbuhan si kecil.