Kemenkes: 12 Ribu Anak di Bawah 14 Tahun Terinfeksi HIV, Mayoritas Laki-laki

1 Desember 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CH (6), seorang anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang tinggal di Yayasan Vina Smart Era (VSE), Duri, Tambora, Jakarta Barat. Foto: Nisrina Nakhlatul Azizah
zoom-in-whitePerbesar
CH (6), seorang anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang tinggal di Yayasan Vina Smart Era (VSE), Duri, Tambora, Jakarta Barat. Foto: Nisrina Nakhlatul Azizah
ADVERTISEMENT
Dunia memperingati tanggal 1 Desember sebagai Hari AIDS. Bertepatan dengan momen ini, Kemenkes juga merilis situasi HIV/AIDS di Indonesia yang hingga kini masih ada penambahan kasus. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kasus HIV pada anak.
ADVERTISEMENT
Dalam Press Briefing Hari AIDS Sedunia 2022 yang dipublikasikan di Youtube Kemenkes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, menyebut jumlah kasus HIV pada anak di bawah 14 tahun sebanyak 12.553 kasus.
“HIV pada anak di Indonesia jika dilihat dari jumlahnya, usia kurang dari 4 tahun dominan pada ‘anak dengan HIV’. (Sedangkan) yang diketahui status HIV-nya di Indonesia ini sebanyak 12.553 anak dengan usia 14 tahun ke bawah. Ini data 2010 sampai September 2022," ujar Imran.
CH (6), seorang anak dengan HIV/AIDS (ADHA) memegang kertas dengan gambar ilustrasi keluarganya di Yayasan Vina Smart Era (VSE), Duri, Tambora, Jakarta Barat. Foto: Nisrina Nakhlatul Azizah
Dari 12.553 kasus tersebut, yang sudah melakukan pengobatan baru sekitar 7.800 anak dengan 4.764 di antaranya sedang menjalani terapi antiretroviral (ART). Sehingga masih banyak anak dengan HIV yang belum menjalani pengobatan.
ADVERTISEMENT
“Anak laki-laki lebih banyak kasus HIV-nya daripada perempuan,” tuturnya.

Kasus HIV pada Anak Banyak Ditularkan dari Ibu

Imran menyebut, banyaknya kasus HIV pada anak karena keterbatasan akses informasi dan ilmu pengetahuan. Sebab menurutnya, anak-anak ini rata-rata terinfeksi HIV karena tertular orang tuanya.
“Artinya kalau bicara akses, bagaimana akses pengetahuan, layanan kesehatan kepada orang tuanya, pada ibunya. Karena mereka biasanya tertular dari ortunya,” ungkap Imran.
Ia menyebut, sejak tahun 2010, penanggulangan kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin membaik yang ditandai dengan penurunan kasus infeksi baru.
Meski demikian, penyebaran kasus HIV masih perlu diwaspadai karena penurunan infeksi baru masih belum mencapai target yang diharapkan oleh pemerintah. Apalagi, hadirnya COVID-19 telah menghambat program pemerintah untuk mewujudkan eliminasi HIV/AIDS tahun 2030.
ADVERTISEMENT