Kemenkes Prediksi Jumlah Anak Kurus Naik 7 Juta Akibat Pandemi COVID-19

5 Agustus 2022 13:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak dengan Tubuh Kurus. Foto: Ketolina/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak dengan Tubuh Kurus. Foto: Ketolina/shutterstock
ADVERTISEMENT
Asupan nutrisi yang baik berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Namun, kondisi setiap keluarga yang berbeda-beda bisa membuat kebutuhan nutrisi tidak dapat terpenuhi setiap harinya. Apalagi, pandemi COVID-19 yang sudah berjalan lebih dari dua tahun telah memukul perekonomian banyak keluarga.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini mengungkapkan jumlah anak balita penderita wasting di Indonesia bertambah selama pandemi. Wasting ini berbeda dengan stunting dan underweight, Moms.
Stunting selama ini kita kenal sebagai kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang disebabkan gizi buruk (malnutrisi). Lalu underweight adalah kondisi anak yang memiliki berat badan terlalu rendah untuk seusianya. Sementara wasting merupakan kondisi anak yang memiliki berat badan rendah dan dikaitkan dengan tinggi badan. Dengan kata lain, anak jadi kurus sekali meski tingginya cukup.
"Perkiraan kita pascapandemi setelah dua tahun dengan kondisi yang dalam keadaan pandemi, maka akan terjadi peningkatan wasting sebanyak 15 persen atau 7 juta anak," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam workshop "Menganalisis Tren Stunting dan Persoalan Sistematis Gizi Buruk," yang dikutip dari Antara.
Ilustrasi Anak dengan Tubuh Kurus. Foto: HENADZI KlLENT/shutterstock
dr. Nadia merincikan, data Kemenkes melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 memang menunjukkan jumlah anak wasting secara nasional memang menurun jadi 7,1 persen, dari data sebelumnya 7,4 persen pada 2019. Namun, data juga menunjukkan bahwa jumlah anak yang mengalami kondisi underweight atau berat badan kurang naik 17 persen pada tahun 2021. Jumlah ini meningkat dari tahun 2019 yang mencapai 16,3 persen. Sehingga dikhawatirkan dapat memicu meningkatnya kejadian wasting, Moms.
ADVERTISEMENT
Nah, ada lima provinsi yang memiliki prevalensi balita wasted tertinggi, yakni Maluku 12 persen, Papua Barat 10,8 persen, Aceh 10,7 persen, Maluku Utara 10,6 persen dan Kalimantan Selatan 10,3 persen.

Pandemi COVID-19 Jadi Salah Satu Penyebab Kebutuhan Gizi Anak Kurang

Ilustrasi Anak dengan Tubuh Kurus. Foto: Wissuta.on/shutterstock
Masih banyaknya anak yang kekurangan gizi perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Apalagi, persoalan gizi anak juga ikut dipengaruhi oleh kondisi COVID-19.
Mulai dari berkurangnya pendapatan, orang tua kehilangan pekerjaan, faktor bekerja dari rumah hingga terdampaknya sektor informal akibat terganggunya arus informasi, produksi dan ekonomi.
Mengingat pandemi COVID-19 belum berakhir sepenuhnya, Kemenkes berupaya menekan jumlah anak penderita wasting dan mencegah prediksi tersebut terjadi. Salah satunya dengan memperkuat layanan kesehatan primer dan terus memperbaiki data dalam SSGI untuk mengetahui jumlah nyata penderitanya.
ADVERTISEMENT
"Memang diperkirakan ada tujuh juta anak tadi dengan kondisi wasting. Tapi kita akan tunggu dulu hasil daripada SSGI yang kita lakukan di tahun ini," ucap Nadia.