Kemenkes Sarankan Perawatan Rumahan Bila Anak Sakit Tanpa Pemberian Obat Sirop

19 Oktober 2022 10:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: Africa Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: Africa Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melarang sementara pemberian obat-obatan bebas dan bebas terbatas dalam bentuk sirop kepada masyarakat, tenaga kesehatan, seluruh fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit dan apotek. Instruksi ini dikeluarkan sebagai bentuk antisipasi fenomena gangguan ginjal akut yang sudah menyerang lebih dari 190 anak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Instruksi ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak yang diteken Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Murti Utami, Selasa (18/10) kemarin.
Lantas, bila anak sakit tapi tidak diberi resep obat sirop, apa yang perlu orang tua lakukan? Ya Moms, Anda mungkin akan kebingungan karena pemberian obat kepada anak jadi dibatasi. Namun jangan khawatir, karena Kemenkes menyarankan untuk melakukan pengobatan dengan cara konvesional. Seperti apa?

Pengobatan untuk Anak Setelah RS dan Apotek Diminta Setop Beri Obat Sirop

Ilustrasi obat cair untuk anak. Foto: BearFotos/Shutterstock
Nah, cara konvensional bisa dilakukan untuk menyembuhkan anak tanpa obat-obatan, Moms. Misalnya, bila si kecil mengalami demam, maka coba lakukan cara berikut ini.
ADVERTISEMENT
"Perawatan anak sakit yang menderita demam dirumah lebih mengedepankan tatalaksana non farmakologis seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres air hangat, dan menggunakan pakaian tipis. Jika terdapat tanda-tanda bahaya, segera bawa anak ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat," bunyi poin 9 (c), seperti dikutip kumparanMOM.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum PP IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K). Ia mengingatkan kini para orang tua sebaiknya berhati-hati dan jangan membeli obat sembarangan ketika mengalami sakit seperti batuk, pilek, hingga demam. Ia berpesan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter apakah perlu diberikan obat, seperti parasetamol, atau bisa diberi penanganan dengan cara konvensional.
Mengingat penyebab penyakit gangguan ginjal ini masih didalami, Dr. Piprim menyarankan pengobatan terbaik bagi anak-anak saat ini bila mengalami batuk, pilek, hingga demam agar lebih banyak beristirahat dan jangan langsung memberikan obat-obatan.
ADVERTISEMENT
Dan amati juga apabila si kecil mengalami gejala seperti berkurangnya volume maupun frekuensi urine, diharapkan orang tua segera dibawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
"Yang mungkin bisa kita anjurkan kalau batuk pilek enggak butuh obat macam-macam, obatnya perbanyak tidur dan istirahat, cukupi cairan. Yang tricky kalau sudah enggak ada kencing kita juga mesti lihat, katakan sebelumnya diare enggak ada kencing, atau anaknya oke-oke aja tapi enggak kencing. Kalau anak segar bugar enggak kencing ya tahap awal jangan dikasih cairan dulu, puasa minum makan, hubungi dokter terdekat. Coba hindari penggunaan obat dulu, konservatif dulu kalau anak batuk pilek enggak butuh obat. Kalau batuk pilek karena cuaca ya istirahat, tidur cukup, jangan biasakan pakai obat," tutup Dr. Piprim.
ADVERTISEMENT