Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
KemenPPPA: Anak yang Pendapatnya Didengar Keluarga Biasanya Lebih Tangguh
31 Juli 2024 14:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, Dr. Ir. Pribudiarta Nur Sitepu, dalam acara Children's Day by Malo di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (25/7).
Menurutnya, pola asuh yang baik, idealnya selalu melibatkan anak dalam setiap keputusan. Pendapat anak selalu didengarkan, bukan hanya dianggap sepintas lalu atau dianggap belum cukup paham.
"Kemudian yang kedua adalah partisipasi anak. Jadi anak-anak yang mampu berbicara di dalam keluarganya dan didengar oleh keluarganya itu biasanya dia survive, lebih kuat untuk berkembang (tangguh)," ujar Pribudiarta.
Dengan memiliki kesempatan bicara dan kesempatan untuk didengar orang tua, akan memperbesar peluang anak lebih kuat atau tangguh dalam menghadapi masa depan. Ia menyebut faktor kedua ini memiliki lebih banyak pengaruh terhadap perkembangan anak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, apabila anak dan orang tua berhasil membangun hubungan yang baik, anak juga cenderung akan lebih berhasil dalam masalah pendidikan dan kesehatan.
"Makanya kenapa kemudian pendidikan PAUD misalnya, itu menjadi sangat penting. PAUD-nya berhasil biasanya tingkat drop off nya rendah. Itu jadi sebab akibatnya seperti itu," katanya.
Lantas, apakah komunikasi jadi kunci hubungan erat antara orang tua dan anak?
Komunikasi menjadi hal yang penting sebagai hal yang membuat hubungan orang tua dan anak erat. Komunikasi akan membangun Ikatan emosi.
"Ikatan emosi antara anak dan orang tua yang terbangun sejak kecil, sejak anak masih bayi, dikembangkan terus sampai anak kemudian batita, balita, remaja dan seterusnya itu mendorong survival anak-anak lebih kuat, " tutur Pribudiarta.
Menariknya, pola asuh ini bisa diterapkan oleh keluarga dari semua kalangan, baik dari keluarga dengan perekonomian menengah ke atas, maupun menengah ke bawah. Wah, menarik ya, Moms! Apakah Anda sudah mempraktikkannya?
ADVERTISEMENT