Kenali Gangguan Tic pada Anak, Bisa Sulit Kendalikan Gerakan Tubuhnya Sendiri

2 Januari 2024 17:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Mengalami Gejala Tic. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Mengalami Gejala Tic. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang tua sudah sewajarnya selalu memperhatikan tumbuh kembang anak. Patut diwaspadai juga bila anak memperlihatkan tanda-tanda yang tidak wajar, salah satunya sulit mengontrol tubuhnya sendiri. Memang ada, kondisi tersebut?
ADVERTISEMENT
Jawabannya, ada lho, Moms! Kondisi ini disebut juag sebagai tic atau gerakan otot yang cepat dan berulang, kemudian menghasilkan sentakan pada tubuh secara tiba-tiba, cepat, dan jadi sulit dikendalikan. Tic terjadi disebabkan oleh gerakan atau vokalisasi otot yang cepat dan berulang-ulang.
Mom Junction melansir, tic biasanya akan mulai pertama kali muncul pada usia 3-9 tahun. Dan bisa lebih parah saat anak beranjak usia 9-11 tahun. Gangguan tic pada masa kanak-kanak lebih sering terjadi pada anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Setidaknya, satu jenis tic pernah terjadi pada seperempat anak-anak.
Bahaya enggak sih gangguan tic ini? Dan apa yang bisa dilakukan ketika anak mengalami kondisi tersebut? Simak jawabannya di bawah ini.

Jenis-jenis Gangguan Tic pada Anak

Gangguan tic dapat diklasifikasikan sebagai sindrom motorik dan vokal, atau kombinasi keduanya yang disebut Tourette. Sebenarnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya. Tetapi, pada beberapa anak yang mengalaminya bisa mengganggu aktivitas dia sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tic pada anak dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ilustrasi Anak Mengalami Gejala Tic. Foto: Shutterstock
Tic pada anak juga dapat bersifat sederhana atau kompleks, bergantung pada keterlibatan gerakan tubuh atau suaranya yang berulang-ulang. Misalnya, pada tic motorik sederhana, anak akan menunjukkan gerakan tubuh yang tidak biasa. Seperti berkedip, menggertak gigi, atau menyentak lengan. Sementara tic motorik kompleks bisa melibatkan beberapa bagian tubuh sekaligus.
Kemudian untuk tic vokal sederhana umumnya hanya mengulang-ulang suara yang tidak bermakna, seperti batuk atau berdehem. Sedangkan tic vokal kompleks melibatkan kata-kata bermakna yang justru dapat mengganggu ucapannya, seperti pengulangan kalimat, kata, frasa, dan mungkn menunjukkan perubahan pola pernapasan.
ADVERTISEMENT
Menurut American Psychiatric Association, ada tiga jenis gangguan tic pada anak, yaitu:
1. Gangguan Tourette (sindrom Tourette)
Ini terjadi ketika anak memiliki gejala tic vokal dan beberapa tic motorik sekaligus yang berlangsung setidaknya selama satu tahun. Gejala pertama yang sering muncul adalah tic motorik yang terjadi di area leher dan kepala. Tic biasanya akan lebih buruk pada kondisi yang menegangkan dan cenderung membaik ketika si penderita tenang dan fokus pada satu aktivitas.
2. Gangguan Kronis
Gangguan tic kronis bisa berupa motorik atau vokal, tetapi bukan kombinasi keduanya. Gejalanya juga berlangsung selama satu tahun, dan tidak berhenti dalam waktu tiga bulan.
3. Gangguan Tic Sementara
Jika anak menunjukkan gejala tic verbal atau motorik, dan berlangsung kurang dari satu tahun, maka bisa jadi itu adalah gangguan tic sementara. Dan perlu dicatat, gejalanya juga hanya terjadi sekali, atau muncul kemudian hilang lagi.
ADVERTISEMENT
Apa sih penyebab tic pada anak? Penelitian sebenarnya belum menemukan penyebab pastinya. Tetapi, beberapa penelitian menyatakan tic merupakan suatu kondisi genetik yang diturunkan dari orang tua. Tic juga mungkin berkaitan dengan metabolisme abnormal bahan kimia dopamin di dalam otak.
Anak-anak yang mengonsumsi obatan-obatan tertentu, seperti untuk membantu mengobati ADHD atau ADD juga dapat memengaruhi si kecil mengalami tc. Lalu ada juga faktor eksternal dan internal, seperti alergi makanan, paparan bahan kimia, dan masalah sensorik juga dapat memicu tic pada anak.
Kapan sih anak dengan gejala tic harus dibawa ke dokter? Sebenarnya, tic biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak atau bahkan bisa hilang begitu saja. Namun, Anda disarankan tetap berkonsultasi dengan dokter anak jika si kecil menunjukkan gejala-gejala berikut ini:
ADVERTISEMENT
Dan perlu diingat bahwa faktor-faktor seperti stres, kecemasan, atau bahkan terlalu gembira, bisa memicu tic pada anak. Jadi, pastikan anak terhindar dari stres, kecemasan, dan hindari aktivitas fisik yang membuatnya kelelahan. Dan si kecil perlu rutin mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, serta mencukupi waktu tidurnya.