Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) memperkirakan, penyakit hidrosefalus dapat menyerang dengan 1 sampai 2 bayi dari jumlah 1.000 kelahiran bayi di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sementara di Indonesia, para ahli memperkirakan insiden hidrosefalus di Indonesia mencapai 0, 2 - 4 setiap 1000 kelahiran. Salah satunya yang sempat menjadi perbincangan
adalah bayi yang mengalami hidrosefalus di tengah keluarga korban bencana alam gunung Sinabung, yaitu Rido, bayi yang lahir 20 Agustus 2017.
Dikutip dari Healthline, hidrosefalus merupakan kondisi penumpukan cairan di dalam tengkorak hingga menyebabkan otak membengkak. Sebagaimana namanya, hidrosefalus berarti "air di otak". Kondisi ini tidak hanya membuat otak bengkak, tapi juga dapat menyebabkan kerusakan fisik, mental hingga gangguan intelektual.
Lalu, apa saja gejalanya? Children Hospital menyebut, setidaknya terdapat gejala-gejala hidrosefalus yang terjadi pada bayi, sebagai berikut:
Peningkatan Drastis Ukuran Kepala
Bayi baru lahir, normalnya memiliki lingkar kepala sekitar 32-39 sentimeter. Sementara itu, bertambah 2 sentimeter pada bayi usia 3 bulan dan hanya akan bertambah 0,5sentimeter pada 6 bulan berikutnya. Pada penderita hidrosefalus, ukuran kepala bisa bertambah berkali-kali lipat dengan guratan otot yang bahkan sampai terlihat jelas.
ADVERTISEMENT
Sering Muntah yang Semakin Parah
Gejala muntahpun bisa mengindikasikan adanya penyakit yang mulai berkembang. Waspadai bila frekuensi muntah semakin sering dan menjadi parah.
Sulit Melihat ke Atas Kepala saat Kepala Menghadap ke depan
Penumpukan cairan menyebabkan gangguan pada inti saraf di mata. Itu berdampak pada gerak bola mata yang seolah "tenggelam". Kondisi itu disebut pula sunset eye phenomenon.
Kejang Tanpa Sebab
Seiring bertambahnya penumpukan cairan di tengkorak, maka saraf-saraf terus menekan hingga memengaruhi saraf. Gangguan saraf pada otak menyebabkan terjadinya kejang-kejang pada bayi penderita hidrosefalus.
Bila melihat ada satu saja dari gejala tersebut di atas, segera periksakan si kecil pada dokter ya, Moms !