Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kenapa Ada Anak dengan Autisme yang Suka Genggam Benda Tertentu?
12 Juli 2022 19:03 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ada beberapa gejala khas yang bisa ditunjukkan oleh anak dengan autisme, seperti menghindari kontak mata, perkembangan bicara yang lambat, sulit berinteraksi, dan memiliki hipersensitivitas ataupun hiposensitif.
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga yang ahli menangani anak dengan autisme, Anita Chandra, M.Psi., Psikolog, gejala autisme bisa muncul di dua periode berbeda, yakni saat usia 4-6 bulan atau usia 15-18 bulanan.
“Onset atau waktu munculnya gejala gangguan autisme secara umum dibagi jadi dua. Satu ada yang terjadi sejak lahir, dan sudah bisa tampak di usia 4-6 bulan, sedangkan satu lagi di periode 15-18 bulanan,” kata Anita, kepada kumparanMOM. Senin (11/7).
Selain itu, ada juga anak dengan autisme yang kerap melakukan perilaku tak biasa. Misalnya saja suka menggenggam benda tertentu atau barang kesukaannya, seperti mainan, pulpen, pensil, karet atau bahkan ada yang selalu menggenggam sandal saat bepergian. Kira-kira apa penyebabnya ya, Moms?
ADVERTISEMENT
Penyebab Ada Anak dengan Autisme yang Suka Genggam Barang Tertentu
Menurut Anita, orang tua perlu mencari tahu penyebab dan fungsi benda itu terlebih dahulu. Namun, kebanyakan perilaku itu disebabkan karena adanya gangguan sensoris yang terjadi pada anak dengan autisme.
“Kalau dilihat dari sisi perilaku harus cari apa fungsi dari perilaku tersebut. Terkadang perilaku tersebut bisa terjadi karena isu sensorik anak,” jelas Anita.
Anita menambahkan, sebenarnya perilaku itu tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh orang normal lainnya ketika sedang cemas. Begitu pun juga pada anak dengan autisme, benda itu digenggam untuk membantu meregulasi atau menenangkan dirinya. Secara tidak langsung pun, benda itu digenggam untuk memenuhi kebutuhan indra perabanya.
“Sebenarnya sama dengan orang normal kalau cemas suka cetak-cetek ujung pulpen. Nah, anak dengan autisme juga demikian. Mereka butuh sesuatu yang dipegang untuk memenuhi taktil atau perabaannya, atau anak butuh memegang benda karena itu sebenernya bagian dari cara dia meregulasi atau menenangkan diri,” ungkap psikolog yang berpraktik di Rumah Sakit Columbia Asia Pulomas, Jakarta itu.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak dengan autisme umumnya memiliki hipersensitivitas terhadap rangsangan tertentu. Sehingga, jika terjadi rangsangan atau gangguan di sekitarnya, maka mereka sangat merasa terganggu, tidak tenang, tidak nyaman, hingga terkadang merasa tidak aman.
“Misalnya saja dia tidak suka suara, lalu dia berada di tengah-tengah mal yang bising. Nah, sangat mungkin mereka segera mencari benda-benda itu untuk meregulasi atau menenangkan dirinya,” tambah Anita.
Meski begitu, Anita menyarankan agar orang tua tidak perlu khawatir berlebihan untuk mencari solusi atau mengatasi perilaku itu. Selama benda itu tidak mengganggu orang di sekitarnya, maka tidak perlu dihilangkan atau dicegah. Sebab, benda-benda itu juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan psikologis si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
“Kalau misalnya untuk regulasi, selama itu tidak mengganggu kenyamanan orang di sekitarnya, tidak perlu menghilangkan barang itu. Tetapi bila bendanya mengganggu, mungkin akan pelan-pelan menggantikannya dengan benda-benda yang lebih memungkinkan, dan bisa diterima secara sosial. Seperti mainan lego atau pulpen,” tutup Anita.