Kenapa Ada Anak yang Hanya Tertarik pada Satu Benda?

30 Januari 2023 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mainan lego untuk anak di Tahun Baru China
 Foto: Instagram/@lcsindonesia
zoom-in-whitePerbesar
Mainan lego untuk anak di Tahun Baru China Foto: Instagram/@lcsindonesia
ADVERTISEMENT
Usia balita merupakan waktu bagi anak-anak untuk mengeksplorasi banyak hal di sekitarnya. Biasanya, si kecil mulai memiliki mainan, baju, hingga sepatu favoritnya yang ingin digunakan hampir setiap hari.
ADVERTISEMENT
Ini wajar saja terjadi, artinya anak mulai paham akan preferensi pribadinya yang merupakan bagian dari tumbuh kembang yang sehat. Namun, ibu dan ayah mungkin bertanya-tanya jika anaknya justru menyukai satu benda saja hingga tampak fanatik. Misalnya saat si kecil gemar mengoleksi kipas angin seperti putra Tasya Kamila, Arrasya.
Lantas, apa penyebabnya ya, Moms?

Penyebab Anak Hanya Tertarik pada Satu Hal

Ilustrasi anak balita menggigit mainan. Foto: Shutter Stock
Moms, ternyata menurut penelitian wajar bila anak hanya tertarik pada satu benda tertentu. Hal ini biasanya terjadi ketika si kecil berusia 2-6 tahun, untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman baginya.
“Bagi balita, dunia di sekelilingnya yang selalu berubah ini sangat menyenangkan, tapi bisa jadi sangat menakutkan pula. Oleh karena itu, anak akan memilih suatu objek yang bisa memberikannya rasa nyaman dan aman tersebut,” ungkap psikolog anak dan remaja, Rizqina P. Ardiwijaya, M.Psi., pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Rizqina, balita biasanya berpikir dengan cara centration, yaitu hanya bisa memahami satu hal dan cenderung mengabaikan hal-hal lain. Anak usia balita akan cenderung fokus pada sesuatu yang ia anggap menarik saja, Moms.
“Biasanya perilaku ini dikenal dengan intens interest yang akan membuat anak termotivasi untuk mencari pengetahuan baru tentang hal yang disukai. Ada anak yang suka dengan kendaraan, dinosaurus, planet, dan lainnya,” lanjut Rizqina.

Apakah Perilaku Ini Bahaya bagi Anak?

Ilustrasi anak main pop it. Foto: Shutter Stock
Rizqina mengungkapkan, Intens interest bisa menjadi redflag atau tanda bahaya pada anak apabila disertai dengan beberapa hal berikut:
-Keterlambatan perkembangan
-Memiliki sensitivitas sensori
-Anak tidak bisa kontak mata
-Kesulitan berkomunikasi
Hal yang sama juga disampaikan oleh psikolog pendidikan anak, Agstried Elisabeth Piether, bahwa perilaku ini bisa jadi bahaya apabila tidak dibarengi kontrol orang tua atau limitasi.
ADVERTISEMENT
“Misalnya setiap pergi anak harus selalu beli benda yang disuka, kalau tidak dibelikan marah atau menangis dengan intens. Atau semua kamarnya sampai penuh dengan benda kesukaannya sampai tidak ada ruang untuk hidup dengan sehat,” pungkas Agstried.
Ya Moms, jadi tidak masalah bila si kecil memiliki ketertarikan sendiri pada satu mainan atau bajunya. Namun, tetap berikan kontrol dan pendampingan agar ia juga mau mengeksplorasi berbagai hal lain di sekitarnya, ya.