Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut orang tua GI, Pipit Setiawati (34), anaknya mulai makan benda-benda di sekitarnya sejak usia 1 tahun. Kala itu Pipit melihat sandal di rumahnya dalam kondisi terpotong.
Pipit lalu menelusuri dan ternyata sandal terpotong itu merupakan ulah anaknya.
"Keanehan itu waktu anak saya umur 1 tahun, kok ini sendal banyak yang buntung gitu. Saya perhatikan bocah ini makan sendal," kata Pipit di rumahnya, Rabu (23/3).
Pipit sempat melarang anaknya untuk makan benda-benda seperti itu, tetapi ketika dilarang anaknya malah kerap kali mengamuk. Menurutnya benda-benda tersebut dimakan layaknya makanan ringan yang sering konsumsi oleh anak-anak seusia GI.
"Dimakan, ditelan kertasnya. Waktu dia makan sandal kalau saya perhatian pas buang air (BAB), kalau makan sandal hijau, ya, keluarnya utuh warna juga hijau. Kalau kertas, mah, enggak kelihatan, mungkin kecerna atau gimana, saya juga nggak ngerti," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meski suka memakan benda-benda, menurut Pipit, hingga saat ini anaknya dalam kondisi sehat.
Lantas apa yang menyebabkan anak suka makan benda-benda yang bukan makanan? Dan apakah kondisi tersebut berbahaya?
Penyebab Anak Suka Makan Benda dan Apa yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
Beberapa anak bisa saja mengalami gangguan makan, seperti makan benda. Kondisi itu dikenal dengan istilah gangguan makan pica.
Anak yang mengalami gangguan pica bisa mengonsumsi benda-benda yang tidak berbahaya hingga berbahaya bagi kesehatan. Misalnya, es batu, kertas, sabun, cat kering, pasir, hingga berbagai benda logam.
Pada anak-anak, kondisi ini bisa dikatakan gangguan pica saat mereka melakukan kebiasaan di atas usia 2 tahun. Sebab, kebiasaan menggigit atau memasukkan benda asing ke dalam mulut pada anak di bawah usia 2 tahun merupakan bagian dari perkembangan anak, sehingga dianggap normal.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Parenting First Cry, dokter anak di Institut Kesehatan Ibu dan Anak MAMTA, India, Dr. Arti Sharma mengatakan, pola makan yang buruk seperti ini bisa dianggap sebagai gangguan pica apabila sudah berlangsung minimal 1 bulan.
Bila anak mengalaminya, orang tua sebaiknya tidak tinggal diam. Sebab, gangguan pica dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, baik fisik maupun emosional pada anak.
Ya Moms, gangguan makan pica pada anak dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan dan bisa membuat perkembangannya terlambat karena berlangsung dalam waktu yang lama. Menurut Sharma, dalam beberapa kasus, pica juga menunjukkan gejala autisme pada anak yang perlu diwaspadai.
Gangguan pica pada anak-anak dapat disebabkan karena sejumlah alasan, misalnya kekurangan asupan mineral seperti seng dan zat besi, gangguan yang dikenal dengan OCD atau kebiasaan obsesif-kompulfsif dan ketidakseimbangan bahan kimia di dalam otak anak. Kondisi tersebut juga bisa menimbulkan komplikasi pada saluran cerna anak, mulai dari masalah ringan seperti sembelit hingga yang ekstrim seperti pendarahan. Pica juga berisiko membuat anak kekurangan nutrisi seperti zat besi dan seng.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Moms, bila anak sering makan benda-benda seperti di atas, segera periksakan ke dokter untuk mendapat solusi terbaik.